Jumat, 22 Juni 2012

MUSKULOSKELETAL : Mekanisme Gerak



RANGSANGAN
STEP 4

GERAK
SARAF SENSORIK
 


NA dan CA masuk
Kontraksi otot
SARAF PUSAT
SARAF MOTORIK
REFLEK DI MEDULA SPINALIS
NORMAL DI OTAK
Membuka kanal asetilkolin
MENGELUARKAN Ach
Ke tulang dan sendi
Merangsang filamen aktin miotisn












STEP 7
1.       Bagaimana mekanisme gerak?
Proses Kontraksi Otot secara Normal
 Otot rangka kita mengalami kontraksi saat terdapat adanya kekuatan menarik antara filamen aktin-miosin. Proses tersebut diawali dengan adanya suatu potensial aksi yang berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Di setiap ujung, saraf akan menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah sedikit. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak “kanal bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membran. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan potensial aksi pada membran. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf. Potensial aksi ini akan menimbulkan depolarisasi membran otot dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan dalam retikulum ini. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan akan menghasilkan proses kontraksi. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam retikulum sarkoplasma sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
(Guyton dan Hall, 2007)

Mekanisme umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam ururtasn tapah-tahap
 berikut:
  
1.       Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik samapi ke ujungnya pada serabut otot.
2.       Di setiap ujuang, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah sedikit.
3.      Asetilkolin berkerja ada area setempat pada membrane serabut otot untuk  membuka banyak kanal “bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membrane.
4.      Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membrane.
5.      Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membrane serabut otot dengan cara yang sama seperti potansial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
6.      Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot, dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabuat otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam reticulum ini.
7.      Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin, yang menyebabkan kedua filament tersebut bergesar satu sama lain, dan menghasilkan proses kontraksi.
8.      Setelah kurang dari 1 detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam reticulum sampai potansial aksi otot yang baru dating lagi; pengeluaran ion kalsium dari myofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
(Guyton, 2008)
2.       Apakah serabut otot cepat dan serabut otot lambat berhubungan ,jika iya,bagaimana mekanismenya?
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila kontraksi  penuh  kira-kira  0,1  detik  untuk  rata-rata  bobot.  Keadaan  ini menyebabkan  amplitudo  menjadi  maksimal,  dimana  dipengaruhi  juga  oleh voltase yang digunakan, tetapi bila diberi beban kecepatan kontraksi menurun secara progesif dan amplitudo juga menurun. Apabila beban meningkat sampai dengan kekuatan maksimum yang digunakan otot tersebut, maka kecepatan kotraksinya menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali, walaupun dilakukan pengaktifan pada serabut otot.
(Arthur Guyton , 1995)
1.     Perbedaan otot cepat & otot lambat
Otot cepat à   lebih besar, akibat adanya kontraksi yang lebih besar (adanya kandungan protein yg besar)
lebih pucat (adanya myoglobin lebih sedikit)
                                 Jumlah retikulum sarkoplasma yaitu cairan yg terdapat diantara myofibril (untuk mempercepat kontraksi otot dgn cara melepaska ion ion kalsium) lebih banyak.
                                 Cadangan lemah lebih sedikit
                                 Suplai darah & mitokondria lebih sedikit karena tidak terlalu banyak melakukan reaksi oksidatif

Otot lambat à  otot lebih kecil, dipersarafi oleh saraf-saraf yg lebih kecil
Cadangan lemak lebih banyak
(Arthur Guyton , 2008)

3.       Berapa jumlah ATP yang digunakan otot untuk berkontraksi?
Katahanan otot sebagian besar bergantung pada dukungan nutrisi terhadap otot, terlebih kandungan glikogen yang tersimpan dalam otot sebelum periode latihan. Seorang yang diet tinggi karbohidrat menyimpan lebih banyak glikogen dalam otot daripada seseorang yang diet campuran maupun diet tinggi lemak
(Guyton, 1995).
Sistem metabolik bersifat sangat penting untuk memahami batasan aktivitas fisik. Sistem ini adalah :
1.        Sistem fosfagen
Sumber energi untuk kontraksi otot adalah adenosin trifosfat (ATP). Yang memiliki rumus : Adenosin-PO3-PO3-PO3-. Ikatan yang melekatkan dua fosfat radikal terakhir adalah ikatan fosfat berenergi tinggi. Setiap ikatan menyimpan 7300 kalori energi per mol ATP di bawah kondisi standar. Pemindahan fosfat pertama mengubah ATP menjadi adenosin difosfat (ADP), dan pemindahan fosfat yang kedua mengubah ADP menjadi adenosin monofosfat (AMP). Jumlah ATP di dalam otot hanya cukup untuk mempertahankan daya otot yang maksimal kira-kira 3 detik.
Fosfokreatin (keratin fosfat) adalah senyawa kimia yang mempunyai ikatan fosfat berenergi tinggi, dengan rumus : kreatin -PO3-. Senyawa ini dapat dihancurkan menjadi keratin dan ion fosfat,  melepaskan energi dalam jumlah besar. Kebanyakan sel otot mempunyai fosfokreatin 2 atau 4 kali lebih banyak dibanding ATP. Gabungan dari sel ATP dan sel fosfokreatin disebut sistem energi fosfagen, dapat menyediakan daya otot maksimal selama 8-10 detik.

2.      Sistem Glikogen-asam laktat
Glikogen dalam otot dapat dipecah menjadi glukosa. Tahap awal ini disebut glikolisis, tanpa oksigen (metabolisme anaerobik). Molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asam piruvat, dan energi dilepas untuk membentuk 4 molekul ATP. Asam piruvat masuk ke mitokondria sel otot dan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk lebih banyak ATP. Bila terdapat oksigen yang cukup untuk melangsungkan kedua tahap metabolisme glukosa ini, sebagian besar asam piruvat diubah menjadi asam laktat, yang berdifusi keluar sel otot masuk ke cairan interstisial dan darah.

3.      Sistem Aerobik
Sistem aerobik berarti oksidasi dari bahan makanan di dalam mitokondria untuk menghasilkan energi. Bahan makanan tersebut yaitu glukosa, asam lemak, dan asam amino. Membandingkan suplai energi dari mekanisme aerobik dengan suplai energi yang dihasilkan dari sistem glikogen-asam laktat dan sistem fosfagen, kecepatan pembentukan daya maksimum yang relatif dalam hal pembentukan ATP per menit sebagai berikut :
                                                                M ATP/menit
Sistem fosfagen                                              4
Sistem glikogen-asam laktat                           2,5
Sistem aerobik                                                 1
(Guyton, 1995).

Terdapat tiga jalur biokimiayang menyediakan ATP untuk kontraksi otot, yaitu  :
1. Pemindahan fosfat berenergi tinggi dari keratin fosfat simpanan ke ADP, yang merypakan sumber pertama ATP pada permulaan olahraga.
2. Fosforilasi oksidatif, yang secara efisien mengekstrasi sejumlah besar ATP dari molekul nutrient jika tersedia cukup O2 untuk menunjang sistem ini.
3. Glikolisis, yang dapat mensintesis ATP walaupun tidak tersedia O2 tetapi menggunakan banyak glikogen dan dalam prosesnya menghasilkan asam laktat.
(Sherwood, 2001)

Terdapat 3 jenis serat otot rangka berdasarkan perbedaan dalam hidrolisis dan sintesis ATP sebagai berikut :
1.                  Serat oksidatif-lambat (tipe I)
2.                  Serat oksidatif-cepat (tipe II)
3.                  Serat glikolifik-cepat (tipe III)
Dua perbedaan utama antara jenis-jenis serat serabut adalah kontraksi (lambat atau cepat) dan jenis perangkat enzimatik yang terutama mereka gunakan untuk membentuk ATP.
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot, yang diakibatkan ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam waktu kurang dari satu menit karena kehilangan suplai gizi dengan nyata.
(Guyton, 1995)

Sistem energi yang digunakan dalam berbagai jenis olahraga, antara lain :
·         Sistem fosfagen : lari cepat 100m, angkat berat, menyelam, lari cepat dalam sepak bola.
·         Sistem fosfagen dan sistem glikogen-asam laktat       : lari cepat 200m, basket, baseball, lari cepat dalam hockey ice.
·         Sistem glikogen-asam laktat    : lari cepat 400m, berenang 100m, tenis, sepak bola.
·         Sistem glikogen-asam laktat dan sistem aerobik         : lari cepat 800m, berenang 200m, sepatu es 1500m, bertinju, mendayung 2000m, lari 1500m, lari 1mil, berenang 400m.
·         Sistem aerobik : bersepatu es 10.000m, cross country skiing, marathon, jogging.
(Guyton, 1995)
Otot menggunakan sejumlah besar lemak sebagai energi dalam bentuk asam lemak dan asam asetoasetat dan lebih sedikit menggunakan protein dalam bentuk asam amino. Kebanyakan energi didapat dari karbohidrat selama beberapa detik pertama kerja fisik, tetapi saat timbul kelelahan, 60-80% energi lebih banyak didapat dari lemak daripada karbohidrat. Jika tersedia glikogen otot dan glukosa darah, merupakan pilihan bahan energi untuk aktivitas otot yang hebat.
Bersamaan dengan peningkatan kekuatan otot akibat latihan, didapat perkiraan peningkatan persentasi massa otot yang sebanding, disebut hipertrofi otot. Perubahan yang terjadi di serat otot yang hipertrofi meliputi :
1.                  Peningkatan jumlah miofibril, sebanding dengan derajat hipertrofi.
2.                  Peningkatan enzim-enzim mitokondria sampai 120%.
3.                  Peningkatan komponen sistem metabolism fosfagen, termasuk ATP dan fosfokreatin sebanyak 60-80%.
4.                  Peningkatan cadangan glikogen 50%.
5.                  Peningkatan cadangan trigliserida 75-100%.
(Guyton, 1995)

4.       Karakteristik otot?

a. KONTRAKTIBILITAS Þ kemampuan untuk memendek
 b. EKSTENSIBILITAS Þ kemampuan untuk memanjang
 c. ELASTISITAS Þ kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau memanjang

5.       Jenis otot?
Efektor yang paling penting adalah yang mengekresikan zat-zat kelenjar dan melakukan gerak. Bagian efektor yang paling penting untuk menciptakan gerak adalah otot. Jadi, otot adalah sistem biokontraksi dimana sel-sel atau bagian  sel  mengalami  pemanjangan  dan  dikhususkan  untuk  menimbulkan gerakan (kontraksi pada sumbu yang memanjang). Karakteristik dari otot antara lain membangun otot rangka, dapat berkontraksi dan berkonduksi, terdiri dari sel bentuk memanjang, pipih myofibril dan berasal dari lapisan mesoderm. Secara garis besar sel otot dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Otot motoritas, disebut juga  otot serat lintang  (otot lurik) oleh  karena didalamnya protoplasma mempunyai garis-garis melintang. Umumnya otot ini melekat pada kerangka sehingga disebut juga otot kerangka. Otot ini dapat bergerak menurut kemauan (otot sadar), pergerakkanya cepat tetapi cepat lelah, rangsangan ini dialirkan melalui saraf motorik.
2.Otot otonom, disebut juga otot polos karena protoplasmanya licin tidak mempunyai garis melintang. Otot ini terdapat pada alat-alat dalam seperti ventrikulus,  usus,  kandung  kemih,  pembuluh  darah  dan  lain-lain,  cara kerjanya diluar kesadaran (otot tak sadar) oleh karena rangsangannya melalui saraf otonom.
3.Otot jantung, bentuknya menyerupai otot serat lintang, didalam sel protoplasmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang tetapi jika kita melihat fungsinya seperti otot polos, dapat bergerak sendiri secara otomatis karena mendapat rangsangan dari susunan saraf otonom. Otot ini hanya terdapat pada jantung yang mempunyai fungsi tersendiri.
(Bevelander and Ramaley, 1979)

6.       Komponen otot?
S
Anatomi Fisiologi Otot Rangka
Sebuah sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otto, berukuran relatif besar, memanjang, dan berbentuk seperti silinder dengan garis tengah berukuran 10-100 mikrometer dan panjang sampai 750000 mikrometer. Sebuah otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat. Serat-serat
tersebut menjulur di seluruh panjang otot. Selama perkembangan masa mudigah, serat-serat otot rangka yang besar dibentuk melalui fusi banyak sel kecil; dengan demikian, salah satu ciri menonjol adanya banyak nucleus di sebuah sel oto. Gambaran lain adalah banyaknya mitokondria, organel penghasil energi, seperti yang dapat diduga karena tingginya kebutuhan energi suatu jaringan seaktif otot rangka. (Sherwood, 2001)
Ciri structural yang paling menonjol pada serat otot rangaka adalah adanya
 banyak myofibril. Unsur-unsur kontraktil khusus ini, yang membentuk 80% dari
volume serat otot, adalah struktur intrasel berbentuk silindris dengan garis tengah 1 mikrometer yang terentang ke seluruh panjang serat otot. Setiap myofibril terdiri dari susunan teratur unsure-unsur sitoskeleton yang sangat terorganisasi-filamen tebal dan tipis. Filamen tebal, yang bergaris tengah 12-18nm dan panjang 1,6mikrometer, adalah susunan khusus dari protein myosin, sedangkan filament tipis, yang bergaris tengah 5-8nm dan panjang 1 mikrometer, keduanya teruatama dibentuk oleh protein aktin.
Protein-protein ini juga ditemukan di semua sel lain dalam tubuh tetapi dengan susunan yang kurang terorganisasi. Tingkat-tingkat organisasi pada sebuah otot rangka dapat diringkas sebgai berikut:
Otot utuhàotot seratàmyofibrilàfilament tebal&tipis (myosin&aktin)
(Sherwood, 2001)
Aktin
Molekul aktin terdiri dari dua jenis,yaitu (1) aktin-G,dan (2)aktif-F.Aktin-G merupakan protein globular dengan berat molekul 42.000.Pada aktin-G terdapat tempat melekat molekul lainnya,molekul myosin,tropomiosin,troponin I dan ATP. Aktin-F merupakan protein fibrous yang berfungsi sebagai kerangka dari fllamen aktin.

Tropomiosin
Molekul tropomiosin terdiri dari dua rantai helikx yang masin-masing mempunyai
 berat molekul 35.000. Molekul ini berhubungan dengan aktin-F,dan berjalan seperti spiral mengelilingi aktin-F. Dalam keadaan istirahat molekul tropomiosin terletak pada bagian atas filament aktin yang aktif.Hal inilah yang mencegah interaksi antara molekul aktin dan myosin sehingga tidak terjadi kontraksi.

Troponin
Troponin terdiri atas 3 jenis protein,yaitu:
1.Troponin-T (TN-T)
2.Troponin-C (TN-C)
3.Troponin-I (TN-I)
Setiap troponin terikat dengan tropomiosin kompleks.

Miosin
Filamen myosin terdiri dari lebih 200 molekul myosin dengan berat molekul
480.000.Molekul myosin terdiri dari 6 rantai polipeptida yang terdiri dari 2 rantai berat (heavy chains) dan 4 rantai ringan (light chains). Rantai berat ini akan membentuk kepala myosin (myosin head) yang akan berinteraksi dengan aktin, serta melakukan hidrolisis ATP. Rantai ringan membentuk kepala myosin membantu mengatur kontraksi otot.
(Guyton, 2008)


7.       Penyakit yang terjadi pada tulang dan otot?
Otot :
Cedera

Tulang :
RA
osteophorosis
Polio
Skoliosis , lordosis dan kifosis???
Normalnya gimana? Curvatura fisiolois kemudian penjelasan patologinya???
8.       Macam macam gerak?
 

Jenis gerak otot :
Antagonis (berlawanan)
·         ekstensor - fleksor : meluruskan - membengkokan
·         abduktor - adduktor : menjauhkan - mendekatkan
·         depresor - elevator : ke bawah - ke atas
·         supinator - pronator : menengadah - menelungkup
Sinergis (bersamaan)
·         Otot pronator teres dan pronator kuardratus pada lengan bawah.

9.       Jenis kontraksi otot?
1.        Kontraksi Isometric
Kontraksi isometric (iso berarti tetap, metric berarti jarak) adalah kontraksi dimana otot-otot tidak memanjang atau memendek sehingga tidak tampak suatu gerakan yang nyata tetapi didalam otot ada tegangan dan semua tenaga yang dikeluarkan dalam otot akan diubah menjadi panas. Kontraksi demikian disebut juga kontraksi statis (static contraction). Contoh gerakan isometric, misalnya latihan mendorong tembok seolah hendak merobohkannya.

2.      Kontraksi Isotonic
Kontraksi isotonic adalah tipe kontraksi yang disebabkan memanjang atau memendeknya otot-otot. Dalam kontraksi ini tampak terjadi suatu gerakan dalam anggota-anggota tubuh. Tipe kontraksi ini disebut juga dengan dynamic contraction. Contohnya saat latihan menggunakan barbell.

3.      Kontraksi Isokonetik
Kontraksi isokinetik juga bersifat konsentrik, artinya saat berkontraksi otot memendek. Tetapi tyegangan yang timbul karena memendeknya otot dengan kecepatan (kinetic) yang tetap adalah maksimal pada semua sudut persendian. Kontraksi isokinetik ini banyak ditemui pada beberapa cabang olahraga, misalnya gerakan lengan pada renang gaya bebas.

4.      Kontraksi Eksentrik
Kontraksi eksentrik biasanya terjadi pemendekan atau panjang otot tetap. Akan tetapi adakalanya ada perpanjangan otot pada waktu kontraksi

10.   Mengapa pada seseorang bisa terjadi kelelahan otot?

Terdapat tiga jalur biokimiayang menyediakan ATP untuk kontraksi otot, yaitu  :
1. Pemindahan fosfat berenergi tinggi dari keratin fosfat simpanan ke ADP, yang merypakan sumber pertama ATP pada permulaan olahraga.
2. Fosforilasi oksidatif, yang secara efisien mengekstrasi sejumlah besar ATP dari molekul nutrient jika tersedia cukup O2 untuk menunjang sistem ini.
3. Glikolisis, yang dapat mensintesis ATP walaupun tidak tersedia O2 tetapi menggunakan banyak glikogen dan dalam prosesnya menghasilkan asam laktat.
(Sherwood, 2001)

Terdapat 3 jenis serat otot rangka berdasarkan perbedaan dalam hidrolisis dan sintesis ATP sebagai berikut :
1.                  Serat oksidatif-lambat (tipe I)
2.                  Serat oksidatif-cepat (tipe II)
3.                  Serat glikolifik-cepat (tipe III)
Dua perbedaan utama antara jenis-jenis serat serabut adalah kontraksi (lambat atau cepat) dan jenis perangkat enzimatik yang terutama mereka gunakan untuk membentuk ATP.
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot, yang diakibatkan ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam waktu kurang dari satu menit karena kehilangan suplai gizi dengan nyata.
(Guyton, 1995)

0 komen:

Posting Komentar