Minggu, 01 Juli 2012

MUSKULOSKELETAL 3


OSTEOARTRITIS 
STEP 1
-
STEP 2
  1. Definisi sendi? Bagian-bagiannya? Fisiologi?
  2. Apa pengaruh pekerjaan sebagai buruh pabrik terhadap penyakitnya?
  3. Apa yang menyebabkan penderita ini susah berjalan?
  4. Mengapa saat lutut digerakkan terasa sakit? Dan ketika diistirahatkan sakitnya berkurang?
  5. Bagaimana gambaran (manifestasi) klinis skenario?
  6. Apa DD nya?
  7. Mengapa lututnya bengkak?
  8. Apa pemenriksaan penunjang?
  9. Macam-macam sendi?
  10. Apa penatalaksanaan?
  11. PF pada skenario?
  12. Apakah ada hubungan antara rasa sakit pada pergelangan tangan dengan lututnya yang bengkak?
  13. Apa faktor resiko penyakit tersebut? Adakah hubungannya dengan kegemukan?
  14. Mengapa yang diserang hanya pada persendian?
  15. etiologi, patofisiologi?
STEP 3
  1. Definisi sendi? Bagian-bagiannya? Fisiologi?
Definisi:
Persambungan tulang yang memungkinkan tulang-tulang tetap bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
Bagian:
·         Tulang, membran sinovial, cairan sinovial, tulang rawan artikularis, kartilago fibrosa.
·         Kapsul (bantalan), membran sinovial (pelumas), tulang rawan (matrixàproteoglikan+kolagen), enzim2, sel kondrosit.
Fisiologi:
Pada saat bergerak ada suatu penekanan, cairan sendi akan bergeser pada daerah yang tertekan lebih kecil.
  1. Apa pengaruh pekerjaan sebagai buruh pabrik terhadap penyakitnya?
·         Pekerja beratà terus menerusà sendi digunakan terus menerusà cairan sinovial ausà sendi terganggu
·         Berdiri terus & gemuk à lutut terbeban berat
·         Dilihat dari F. Ekonomi: gaji cukupanà tidak membeli multivitamin untuk tulang & sendi.
  1. Apa yang menyebabkan penderita ini susah berjalan?
Peningkatan cairan sinovialàBengkakàga bisa digerakin
Bengkakà inflamasi
  1. Mengapa saat lutut digerakkan terasa sakit Dan ketika diistirahatkan sakitnya berkurang?
Terjadi osteofità penumbuhan tulang rawan baru pada tepinya.
  1. Macam-macam sendi?
Berdasar kemampuan gerak
·         Sinartrosis : sama sekali ga bisa digerakkan pada sendi (os.cranialà sutura)
·         Amphiartrosis: terdapat sedikit gerakan pada sendi (os. Vertebra)
·         Diartrosis: sendi bebas bergerak (lutut, siku, gelang bahu)
Berdasar jaringan penghubung
·         Fibrosa : jaringan penghubung di sinartrosis
·         Kartilago : jaringan penghubung di amphiartrosis
·         Membran sinovial : jaringan penghubung di diartrosis
  1. Apa DD nya? Gejala, tanda, faktor resiko.
·         AR( rheumatoid artristis): autoimunàmerusak membran sinovial à pembengkakan, ada gangguan :jantung, paru2. Simetris. Onset: 1 jam. Pagi hari
·         Nekrosis avaskular
·         Penyakit. Gout à kristal as. Uratà pembengkakanà beebrapa sendi kecil (jari2 tangan) à dibahas di LBM tua
·         SLE : penyakit di satu tempat (bisa terkena sendi karena autoimun)
·         OSTEOARTRITIS: di pinggul, lutut, bahu, vertebra lumbal, cervikal (banyak tempat). Tidak ada kristal as. Urat. Onset: <=30 menit. Di malam hari. Setelah istirahat baik lagi.

  1. Bagaimana gambaran (manifestasi) klinis skenario?
Osteoartritis: bengkak pada sendi (lutut, bahu, jari, vertebra cervikal & lumbal) , kekakuan dan rasa nyeri ketika digerakkan, krepitasi

  1. PF pada skenario?
Inspeksi: dilihat apa ada à bengkak? Benjolan? Perubahan gaya jalan?
Palpasi: nyeri pada sendi? Terasa panas? krepitasi?

  1. Apa pemenriksaan penunjang?
CT scan: cairan sinovial menumpuk atau tidak?
Px darah: autoimun apa tidak?
Px. Asam urat : ada tidak?
Px. LED : meningkat / tidak? à menghilangkan DD
Sinar X : fraktur atau tidak?
Px. Atroskopi: melihat radang sendi?

  1. Apa penatalaksanaan?
Obat antiradang, anti nyeri (aspirin), vitamin untuk persendian (meningkatkan pembentukan tulang rawan)
Nonfarmakologi: diet fisik, vit C untuk pengurang nyeri
Farmakologi: steroid, obat kondroprotektif.

  1. Apakah ada hubungan antara rasa sakit pada pergelangan tangan dengan lututnya yang bengkak?
Terjadi hampir bersamaanà cairan sinovial bertambah.

  1. Apa faktor resiko penyakit tersebut? Adakah hubungannya dengan kegemukan?
Faktor resiko: umur, gender: wanita (hormon), aktivitas berlebihan, trauma, kegemukan (beban berat), genetik, suku. Metabolik?
  1. Mengapa yang diserang hanya pada persendian?
Osteoartrhitis
  1. etiologi, patofisiologi?
Etiologi:

Patofisiologi:


STEP 4
ETIOLOGI
OSTEOARTRITIS
TERAPI
MANIFESTASI KLINIS : nyeri sendi, krepitasi, dll.
PF & PX. LAB
DD
FAKTOR RESIKO


 









STEP 7
  1. Definisi sendi? Bagian-bagiannya? Fisiologi?

Persendian Synovial
          Tulang rawan sendi: lapisan tulang rawan yg  melapisi ujung tulang yg bersendi
          Rongga sendi: ruangan di antara 2 tulang yg bersendi , terisi oleh cairan synovial
          Kapsul sendi: penutup rongga sendi
          Cairan sinovial: cairan albumin yang berguna sebagai pelumas dan makanan bagi sel-sel tulang rawan
          Membran synovial: melapisis bagian dalam rongga sendi kecuali pada rawan sendi
          Membran fibrosa: lapisan sebelah luar kapsul sendi
          Bursa: kantong2 kecil berisi cairan sinovialàberguna untuk mengurangi gesekan







DEFINISI
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
(Patofisiologi Bk II Ed IV, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC. )
Fisiologis
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).

  1. Apa pengaruh pekerjaan sebagai buruh pabrik terhadap penyakitnya?
Faktor predisposisi
Kegemukan, faktor genetik dan jenis kelamin adalah faktor resiko yang penting:
Umur
Faktor ketuaan adalah faktor terkuat. Osteoartritir hampir tak pernak pada anak-anak, jarang dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun
Jenis kelamin
Wanita lebih sering terjadi OA dibandingkan laki-laki. Predileksinya pada wanita adalah lutut sedangkan pada laki-laki adalah paha, pergelangan tangan dan leher. Hal ini diakibatkan oleh hormonal khususnya estrogen yang turun pada wanita yang telah menopouse
Suku bangsa
OA lebih sering ditemukan pada orang amerika asli daripada orang kulit putih, ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan
Genetik
Faktor herediter juga mempengaruhi, misalnya pada ibu dari seorang wanita OA terdapat 2 kali lebih sering OA dan pada anak-anak perempuannya cenderung 3 kali lebih sering daripada ibu tersebut. Adanya mutasi gen prokolagen II dan struktural lain misalnya kolagen tie IX dan XII, dikatakan berperan dalam timbulnya kesenderungan familial pada OA tertentu
Kegemukan dan penyakit metabolik
Disamping karena adanya faktor mekanis berupa beban mekanis yang berat, diduga terdapat faktor lain yang berperan pada timbulnya kelainan.
Cendera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan OA tertentu. Demikian pula dengan cedra sendi berkaitan dengan risiko OA yang lebih tinggi. Peran beban benturan yang berulang pada timbulnya OA masih menjadi pertentangan.
Kelaianan pertumbuhan
Kelainana kogenital dan pertumbuhan pada telah dikaitkan dengan timbulnya OA pada usia muda. Mekanisme ini diduga berperan lebih pada laki-laki dan ras tertentu
Faktor lain
Tingginya kepadatan tulang dapat meningkatkan risiko timbulnya OA, mungkin karena tulang yang lebih padat tak membantu mengurangi bebean yang ditemi oleh tulang rawan sendi, akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah. Faktor ini diduga beperan pada tingginya timbulnya OA pada orang gemuk dan berlari(yang umumnya mempunyai tulang yang lebih padat) dan kaitan negatif antara osteoporosis dan OA. Merokok juga berpengaruh, walopun mekanismenya belum jelas
IPD jilid II


Biomekanik : Biomekanik yang terjadi akan merusak permukaan rawan sendi dan menyebabkan terjadinya kerusakan rawan sendi. Pada penelitian yang dilakukan di Bandungan pada tahun 2006,faktor risiko mekanik yang berpengaruh pada kejadian OA adalah membawa beban berat saat bekerja.Beban biomekanik mengarah kuat pada beban kondisi fisik dimana beban tersebut dipengaruhi oleh gravitasi berat badan (Elsie, 2007).
Hormonal : Frekuensi osteoartritis sendi lutut lebih banyak dialami pada wanita
daripada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada patogenesis                                    osteoartritis. Hormon estrogen meningkatkan produksi kalsitonin .Di Inggris angka                     kejadian ±50% pada usia diatas 60 tahun sedangkan pada wanita Indonesia yang                               berumur dibawah 40 tahun hanya 2% menderita osteoarthritis, 30% pada usia 40-60                      tahun dan 60% pada wanita usia lebih dari 61% (Kalim, 1995),(Parjoto, 2002).

  1. Apa yang menyebabkan penderita ini susah berjalan?
Kehilangan dari bantal cartilage menyebabkan gesekan antara tulang-tulang, menjurus pada nyeri dan pembatasan dari mobilitas sendi.



  1. Macam-macam sendi?
Berdasar kemampuan gerak
·         Sinartrosis : sama sekali ga bisa digerakkan pada sendi (os.cranialà sutura)
·         Amphiartrosis: terdapat sedikit gerakan pada sendi (os. Vertebra)
·         Diartrosis: sendi bebas bergerak (lutut, siku, gelang bahu)
Berdasar jaringan penghubung
·         Fibrosa : jaringan penghubung di sinartrosis
·         Kartilago : jaringan penghubung di amphiartrosis
·         Membran sinovial : jaringan penghubung di diartrosis
Secara anatomik, sendi dibagi menjadi 3, yaitu:
ü  Sinartrosis
Sinartrosis adalah sendi yang tidak memungkinkan tulang-tulang yang berhubungan dapat bergerak satu sama lain. Diantara tulang yang bersambungan tersebut terdapat jaringan yang dapat berupa:
§  Jaringan ikat (sindesmosis), seperti pada tulang tengkorak, antara gigi dan rahang, antara radius dengan ulna, dsb,
§  Jaringan tulang rawan (sinkondrosis), misalnya antara kedua os pubika pada orang dewasa,
§  Jaringan tulang (sinostosis), misalnya persambungan antara os ilium, os iskium dan os pubikum.
ü  Diartrosis
Diartrosis adalah sambungan antara 2 tulang atau lebih yang memungkinkan tulang-tulang tersebut bergerak satu sama lain. Diantara tulang-tulang yang bersendi tersebut terdapat rongga yang disebut kavum artikulare. Diartrosis disebut juga sendi sinovial. Sendi ini tersusun atas bonggol sendi (kapsul artikulare), bursa sendi dan ikat sendi (ligamentum). Berdasarkan bentuknya, diartrosis dibagi dalam beberapa sendi, yaitu:
§  Sendi engsel (interfalang, humeruoulnaris, talokruralis),
§  Sendi kisar (radioulnaris),
§  Sendi telur (radiokarpea),
§  Sendi pelana (karpometakarpal I),
§  Sendi peluru (glenohumeral),
§  Sendi buah pala (coxae).
ü  Amfiartrosis
Amfiartrosis merupakan sendi yang memungkinkan tulang-tulang yang saling berhubungan dapat bergerak secara terbatas, misalnya sendi sakroiliaka dan sendi-sendi antara korpus vertebrata.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jld II Ed IV, FKUI.)
è Terdapat 3 tipe sendi Berdasar jaringan penghubung dan ada  tidaknya cairan sendi
:
1.       Sendi fibrosa (sinartrodial), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak,
2.       Sendi kartilaginosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak,
3.       Sendi sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas.
Sendi Fibrosa
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Salah satu contohnya adalah sutura pada tulang-tulang tengkorak. Contoh yang kedua disebut sindesmosis dan terdiri dari suatu membran interoseus atau suatu ligamen diantara tulang. Serat-serat ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal adalah suatu contoh dari tipe sendi fibrosa ini.
Sendi Kartilaginosa
Sendi kartilaginosa adalah sendi dimana ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Sendi-sendi kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago, dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Simfisis pubis dan sendi-sendi pada tulang punggung adalah contoh-contohnya.
Sendi Sinovial
Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi-sendi ini memiliki rongga-rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak, dan sinovium, yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi, tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di seluruh persendian membentuk sinovium. Periosteum tidak melewati kapsul sendi.
Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relatif kecil (1-3 ml). Hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuklear. Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada sendi sinovial. Tulang rawan ini memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Rawan sendi tersusun dari sedikit sel dan sejumlah besar substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang berat.
Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah, limfe atau persarafan. Oksigen dan bahan-bahan metabolisme lain dibawa oleh cairan sendi yang membasahi tulang rawan tersebut. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah. Beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai membentuk kolagen tipe I yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang terjadi pada cairan interstitial tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapat tekanan. Sejalan dengan pergeseran sendi ke depan, cairan yang bergerak ini juga bergeser ke depan mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak ke belakang kembali ke bagian tulang rawan ketika tekanan berkurang. Tulang rawan sendi dan tulang-tulang yang membentuk sendi biasanya terpisah selama gerakan selaput cairan ini. Selama terdapat cukup selaput atau cairan, tulang rawan tisak dapat aus meskipun dipakai terlalu banyak.
Aliran darah ke sendi banyak yang menuju ke sinovium. Pembuluh darah mulai masuk melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul Jaringan kapiler sangat tebal di bagian sinovium yang menempel langsung pada ruang sendi. Hal ini memungkinkan bahan-bahan di dalam plasma berdifusi dengan mudah ke dalam ruang sendi. Proses peradangan dapat sangat menonjol di sinovium, karena di daerah tersebut banyak mendapat aliran darah, dan di samping itu juga terdapat banyak sel mast dan sel lain dan zat kimia yang secara dinamis berinteraksi untuk merangsang dan memperkuat respons peradangan.
Saraf-saraf otonom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul sendi, dan sinovium. Saraf-saraf ini berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada struktur-struktur ini terhadap posisi dan pergerakan. Ujung-ujung saraf pada kapsul, ligamen dan adventisia pembuluh darah sangat sensitif terhadap peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari kapsul sendi atau sinovium cenderung difus dan tidak terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh saraf-saraf perifer yang menyeberangi sendi. Ini berarti nyeri dari satu sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi lainnya; misalnya, nyeri pada sendi panggul dapat dirasakan sebagai nyeri lutut.
(Patofisiologi Bk II Ed IV, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC. )

  1. Apa DD nya? Gejala, tanda, faktor resiko.
·         AR( rheumatoid artristis): autoimunàmerusak membran sinovial à pembengkakan, ada gangguan :jantung, paru2. Simetris. Onset: 1 jam. Pagi hari
·         Nekrosis avaskular
·         Penyakit. Gout à kristal as. Uratà pembengkakanà beebrapa sendi kecil (jari2 tangan) à dibahas di LBM tua
·         SLE : penyakit di satu tempat (bisa terkena sendi karena autoimun)
·         OSTEOARTRITIS: di pinggul, lutut, bahu, vertebra lumbal, cervikal (banyak tempat). Tidak ada kristal as. Urat. Onset: <=30 menit. Di malam hari. Setelah istirahat baik lagi.
Faktor resiko
o   Usia >60 th
o   Jenis kelamin : perempuan lbh byk drpada laki2
o   Suku bangsa :kaukasia lbh dominan drpd kulit putih
perbedaan cr hidup maupun frekuensi kelainan congenital dan pertumbuhan
o   Genetic
o   Obesitas dan penyakit metabolic
o   Cedera sendi karna pekerjaan dan olahraga
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jld II Ed IV, FKUI.)
§  Predileksi


Biasanya pada :
    1. Sendi lutut
    2. Panggul
    3. Beberapa sendi kecil di tangan dan kaki.

Yang dipengaruhi faktor keluarga :
    1. Ujung2 jari terutama jari jempol
    2. Persendian tulang leher
    3. Pinggang
    4. Lutut
    5. Pinggul

( Penyakit Tulang dan Persendian, DR. Faisal Yatim, DTM&H, MPH )
Gejala :
-          Nyeri sendi
-          Kaku sendi
-          Krepitasi (rasa gemeretak pada sendi yang sakit)
-          Bentk sendi berubah
-          Gangguan fungsi

Tanda :
-          Krepitus
-          Keterbatasan gerak
-          Nyeri tekan pada sendi dan periartikuler
-          Tnjlan tulang
-          Pembengkakan jaringan lunak
-          Pincang
-          Deformitas
-          Kelemahan otot/atrofi
-          Kulit permukaan sendi hangat/efusi sendi
-          Instabilitas
SUMBER : Panduan Diagnosis dan Pengelolaan Osteoartritis, Ikatan Rheumatologi Indonesia , 2004


  1. PF pada skenario?
Pemeriksaan fisik
·         Hambatan gerak
·         Krepitasi
·         Pembengkakan sendi asimetris
·         Tanda – tanda peradangan
·         Perubahan bentuk sendi yang permanen
·         Perubahan gaya berjalan
IPD Jilid II Edisi IV 2006


  1. Apa pemenriksaan penunjang?
CT scan: cairan sinovial menumpuk atau tidak?
Px darah: autoimun apa tidak?
Px. Asam urat : ada tidak?
Px. LED : meningkat / tidak? à menghilangkan DD
Sinar X : fraktur atau tidak?
Px. Atroskopi: melihat radang sendi?


 X-ray yang umum dari osteoarthritis termasuk kehilangan cartilage (tulang rawan) sendi, penyempitan dari ruang sendi antara tulang-tulang yang berdekatan, dan pembentukan bone spur (tulang spur).
Arthrocentesis jarum yang steril digunakan untuk mengeluarkan cairan sendi untuk analisa
Arthroscopy adalah teknik operasi dengan mana dokter memasukan tabung penglihat kedalam ruang sendi.

Analisa cairan sinovial yang diambil :
Pada cairan sinovial terdapat berbagai jenis marker yang berasal dari berbagai komponen ekstraselular matriks
Apa hubungannya?
Konsentrasi marker dalam cairan tubuh sangatlah erat hubungannya dengan fungsi metabolisme matriks molekul rawan sendi. Komponen antara lain : agrekan, COMP, Collagen II-propeptide yang nampak berubah konsentrasinya dalam cairan tubuh setelah ceredea atau pada OA
Apa jenisnya?
Ada banyak(silahkan lihat tabel 3. Marker molekuler dalam cairan sendi dan serum untuk metabolisme rawan sendi pada OA pembahasan osteoarthritis IPD jilid II)

Kesimpulannya : bahwa marker pada cairan sendi baik marker yang mendegradasi maupun yang mensintesis kolagen umunya meningkat, sedangkan marker OA pada serum hanya beberapa yang meningkat
Apa fungsi marker?
-          Uji diagnostik pada OA dapat menggunakanmarker :
keratan sulfat dalam serum untuk uji diagnostik OA Generalisata(tidak spesisifk , karena dipengaruhi umur dan jenis kelamin)
konsentrasi agrekan, fraginen, COMP ( masih tumpang tindih)
-          Uji evaluatif
Misalnya marker hialuronan serum digunakan untuk menentukan predileksi OA yang memburuk pada lutut dalam 5 tahun

  1. Apa penatalaksanaan?
Obat antiradang, anti nyeri (aspirin), vitamin untuk persendian (meningkatkan pembentukan tulang rawan)
Nonfarmakologi: diet fisik, vit C untuk pengurang nyeri
Farmakologi: steroid, obat kondroprotektif.
Pengeloaan OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya
OA yang diderita ( Soeroso, 2006 ). Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal, yaitu :

TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
a. Edukasi
Edukasi atau  penjelasan kepada pasien  perlu dilakukan agar pasien dapat  mengetahui  serta memahami  tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan agar persendiaanya tetap terpakai.
b. Terapi fisik atau rehabilitasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan  untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
c. Penurunan berat badan
Berat  badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat OA. Oleh karena itu, berat badan  harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan penurunan berat badan apabila berat badan berlebih).

TERAPI FARMAKOLOGIS
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasimanifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi ( Felson, 2006 ).
a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS  ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2 ( Felson, 2006 ).
b. Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat    obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya ( Felson, 2006 ).

TERAPI PEMBEDAHAN
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan  koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari – hari.

  1. Apakah ada hubungan antara rasa sakit pada pergelangan tangan dengan lututnya yang bengkak?
Saraf otonom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul snedi dan sinovium. Saraf ini berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada struktur ini terhadap posisis dan pergerakan. Ujung saraf pada kapsul. Ligamen dan pemubluh darah adventisia sangat sensitif terhadap peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari kapsul sendi cenderung difus dan tidak terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh saraf yang menyeberangi sendi. Ini berarti nyeri dari suatu sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi lainnya, mislanya nyeri pada sendi panggul dapat dirasakan sebagai nyeri lutut

Patofisiologi Price and William

  1. Apa faktor resiko penyakit tersebut? Adakah hubungannya dengan kegemukan?
Faktor resiko: umur, gender: wanita (hormon), aktivitas berlebihan, trauma, kegemukan (beban berat), genetik, suku.


0 komen:

Posting Komentar