Rasulullah SAW menekankan pada beberapa hadis bahwa kucing tidak najis, dan menyebutnya sebagai binatang yang berkeliling di sekitar rumah. Beliau bahkan berwudhu menggunakan air bekas minuman kucing karena dianggap suci. Pertanyaan yang muncul, apakah Rasulullah SAW yang ummi (buta baca-tulis) adalah seorang dokter berpengalaman sehingga berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis.Informasi ini telah dikenal dan diakui secara ilmiah. Lalu, bagaimana Rasulullah mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis???
Fakta dan Eksperimen terkait kucing.
Dalam bahasa arab kucing dinamakan qith, sanur, dhayyun, hirr, bas (dialek penduduk syam), masy (dialek penduduk magrib), qathawah (dialek semenanjung arab). Kebiasaan kucing yang dikenal adalah membersihkan dirinya.
Untuk kita ketahui bahwa pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri dan kulit yang melindungi berbagai macam otot yang dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan lidahnya tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing berbentuk gergaji, yang sangat berguna untuk membersihkan kulit.
Kucing dilengkapi dengan alat pembersih yang paling canggih, yaitu lidah dengan permukaan kasar yang bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.Tidak aneh jika kucing suka minum susu dengan menggunakan lidahnya. Ketika meraba lidah kucing, kita akan merasakan bahwa lidahnya ditutupi oleh berbagai benjolan yang berfungsi seperti gergaji. Sebagian orang mengira bahwa benjolan ini dipergunakan sebagai kantong kecil untuk membawa aliran susu ke mulut agar proses penelanan berlangsung sempurna. Akan tetapi, gambaran yang dapat kita ketahui sekarang ternyata tidak sama seperti fungsi lidah biasa. Semua itu berbeda dengan apa yang digambarkan oleh sebagian orang yang mengatakan bahwa kucing menggunakan lidahnya untuk minum dengan membuat perut lidah untuk membawa cairan susu. Proses seperti ini tidak menyebabkan cairan kembali ke bejana (tempat cairan).
Hasil penelitian laboratorium
Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dari berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, seperti punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Disamping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Selain itu, diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan mengusap lidah. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Hamdan dan Rumah sakit Yaman di Damaskus. Adapun hasil yang didapatkan adalah :
Hasil yang diambil dari kulit luar ternyata negatif, meskipun dilakukan berulang-ulang.
Perbandingan yang ditanamkan memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
Cairan yang diambil dari permukaan lidah memberikan hasil negatif.
Kuman yang ditemukan saat proses penelitian dilakukan berasal dari kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah terbatas seperti enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dari 50 ribu pertumbuhan.
Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para dokter yang bergelut dalam bidang kuman.
Menurut Dr.George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Setelah melakukan penelitian terhadap berbagai cairan untuk membandingkan liur manusia , anjing dan kucing, Dr.Gen Gustafin menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, kemudian manusia memiliki seperempat dari anjing, lalu pada kucing terdapat setengan dari kuman manusia. Dokter hewan di RS hewan damaskus, Said Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bernama lysozyme.
Kucing tidak menyukai air, karena air tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri, terlebih pada air yang tergenang. Kucing menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia menjauh dari panas matahari, tidak dekat dengan air. Tujuannya supaya bakteri tidak berpindah kepadanya. Iilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing. (Pembahasan ini ada dalam kajian fikih Al-Syafii dengan kaidah ”kering yang bersih”)
Mukjizat pada hadis Nabi
Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk rumahnya. Lalu Ia menuangkan air untuk wadhu. Pada saat itu datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas Ia menuangkan air ke bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, ”Perhatikanlah”. Abu Qatadah berktata,”Apakah kamu heran?”. Is menjawab,”Ya’. Lalu Abu Qatadah berkata bahwa Nabi pernah bersabda,”Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling dalam rumah (binantang rumahan),” (HR Al Tirmidzi, Al Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dari Ali bin Al Hasan, dari Anas yang menceritakan bahwa Nabi SAW pergi ke Bathan suatu daerah di Madinah. Lalu Beliau berkata,”Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana”. Lalu Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun seekeor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai hal tersebut dan Beliau menjawab,”Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, yang mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang kucing, ”Ia tidak najis. Ia binatang yang sering keliling diantara kalian.” Hadis ini diriwayatkan oleh Malik, Ahmad dan imam hadis lain. Oleh karena itu kucing adalah binatang yang badan, keringat, bekas dan sisa makananntya suci (Lih. Ibnu Taimiiyah , Syarh Jawami’ al Akhbar, dengan komentar dari Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak.) Aisyah pernah melihat nabi berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR. Al Baihaqi, Abd Razzaq, dan Daruquthni)
Sisi kemukjizatan.
Dari hasil penelitian kedokteran dan percobaab yang telah dilakukan di laboratorium khusus hewan , ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Bahkan ia lebih bersih dari manusia. Allah SWT membekali kucibng dengan otot yang melindungi kulitnya dari kuman.
Dari hadist-hadist tersebut jelaslah bahwa ketika nabi mengatakan bahwa kucing itu suci, kemudian wudhu dengannya, nabi menunjukan kepada kita tentang sucinya kucing. SUBHANALLAH, bagaimana mungkin nabi mengetahui bahwa kucing tidak najis tanpa melakukan penelitian ilmiah.???
Semua itu tidak akan terjadi jika ia bukan seorang utusan Allah yang tidak pernah berbicara menggunakan nafsu. Mahabenar Allah ketika berfirman.
”Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya)”. ( QS.Al-Najm (53) : 3-4))
Dari berbagai sumber
0 komen:
Posting Komentar