OSTEOARTRITIS
STEP 1
-
STEP 2
- Definisi sendi? Bagian-bagiannya? Fisiologi?
- Apa pengaruh pekerjaan sebagai buruh pabrik terhadap penyakitnya?
- Apa yang menyebabkan penderita ini susah berjalan?
- Mengapa saat lutut digerakkan terasa sakit? Dan ketika diistirahatkan sakitnya berkurang?
- Bagaimana gambaran (manifestasi) klinis skenario?
- Apa DD nya?
- Mengapa lututnya bengkak?
- Apa pemenriksaan penunjang?
- Macam-macam sendi?
- Apa penatalaksanaan?
- PF pada skenario?
- Apakah ada hubungan antara rasa sakit pada pergelangan tangan dengan lututnya yang bengkak?
- Apa faktor resiko penyakit tersebut? Adakah hubungannya dengan kegemukan?
- Mengapa yang diserang hanya pada persendian?
- etiologi, patofisiologi?
STEP 3
- Definisi sendi? Bagian-bagiannya? Fisiologi?
Definisi:
Persambungan tulang yang
memungkinkan tulang-tulang tetap bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat
bergerak satu sama lain.
Bagian:
·
Tulang, membran sinovial, cairan sinovial,
tulang rawan artikularis, kartilago fibrosa.
·
Kapsul (bantalan), membran sinovial (pelumas),
tulang rawan (matrixàproteoglikan+kolagen),
enzim2, sel kondrosit.
Fisiologi:
Pada saat bergerak ada suatu
penekanan, cairan sendi akan bergeser pada daerah yang tertekan lebih kecil.
- Apa pengaruh pekerjaan sebagai buruh pabrik terhadap penyakitnya?
·
Pekerja beratà terus menerusà sendi digunakan terus menerusà cairan sinovial ausà
sendi terganggu
·
Berdiri terus & gemuk à
lutut terbeban berat
·
Dilihat dari F. Ekonomi: gaji cukupanà
tidak membeli multivitamin untuk tulang & sendi.
- Apa yang menyebabkan penderita ini susah berjalan?
Peningkatan cairan sinovialàBengkakàga
bisa digerakin
Bengkakà inflamasi
- Mengapa saat lutut digerakkan terasa sakit Dan ketika diistirahatkan sakitnya berkurang?
Terjadi osteofità
penumbuhan tulang rawan baru pada tepinya.
- Macam-macam sendi?
Berdasar kemampuan
gerak
·
Sinartrosis : sama sekali ga bisa digerakkan
pada sendi (os.cranialà
sutura)
·
Amphiartrosis: terdapat sedikit gerakan pada
sendi (os. Vertebra)
·
Diartrosis: sendi bebas bergerak (lutut, siku,
gelang bahu)
Berdasar jaringan
penghubung
·
Fibrosa : jaringan penghubung di sinartrosis
·
Kartilago : jaringan penghubung di amphiartrosis
·
Membran sinovial : jaringan penghubung di
diartrosis
- Apa DD nya? Gejala, tanda, faktor resiko.
·
AR( rheumatoid
artristis): autoimunàmerusak
membran sinovial à
pembengkakan, ada gangguan :jantung, paru2. Simetris. Onset: 1 jam. Pagi hari
·
Nekrosis avaskular
·
Penyakit. Gout à
kristal as. Uratà
pembengkakanà
beebrapa sendi kecil (jari2 tangan) à dibahas di
LBM tua
·
SLE : penyakit di
satu tempat (bisa terkena sendi karena autoimun)
·
OSTEOARTRITIS: di pinggul, lutut, bahu, vertebra lumbal, cervikal
(banyak tempat). Tidak ada kristal as. Urat. Onset: <=30 menit. Di malam
hari. Setelah istirahat baik lagi.
- Bagaimana gambaran (manifestasi) klinis skenario?
Osteoartritis: bengkak pada sendi
(lutut, bahu, jari, vertebra cervikal & lumbal) , kekakuan dan rasa nyeri
ketika digerakkan, krepitasi
- PF pada skenario?
Inspeksi: dilihat apa ada à
bengkak? Benjolan? Perubahan gaya jalan?
Palpasi: nyeri pada sendi? Terasa
panas? krepitasi?
- Apa pemenriksaan penunjang?
CT scan: cairan sinovial menumpuk atau tidak?
Px darah: autoimun apa tidak?
Px. Asam urat : ada tidak?
Px. LED : meningkat / tidak? à
menghilangkan DD
Sinar X : fraktur atau tidak?
Px. Atroskopi: melihat radang
sendi?
- Apa penatalaksanaan?
Obat antiradang, anti nyeri
(aspirin), vitamin untuk persendian (meningkatkan pembentukan tulang rawan)
Nonfarmakologi: diet fisik, vit C
untuk pengurang nyeri
Farmakologi:
steroid, obat kondroprotektif.
- Apakah ada hubungan antara rasa sakit pada pergelangan tangan dengan lututnya yang bengkak?
Terjadi hampir bersamaanà
cairan sinovial bertambah.
- Apa faktor resiko penyakit tersebut? Adakah hubungannya dengan kegemukan?
Faktor resiko: umur, gender: wanita (hormon), aktivitas berlebihan,
trauma, kegemukan (beban berat), genetik, suku. Metabolik?
- Mengapa yang diserang hanya pada persendian?
Osteoartrhitis
- etiologi, patofisiologi?
Etiologi:
Patofisiologi:
STEP 4
ETIOLOGI
|
OSTEOARTRITIS
|
TERAPI
|
MANIFESTASI
KLINIS : nyeri sendi, krepitasi, dll.
|
PF & PX. LAB
|
DD
|
FAKTOR RESIKO
|
STEP 7
- Definisi sendi? Bagian-bagiannya? Fisiologi?
Persendian Synovial
•
Tulang rawan sendi: lapisan tulang rawan yg melapisi ujung tulang yg bersendi
•
Rongga sendi: ruangan di antara 2 tulang yg bersendi , terisi
oleh cairan synovial
•
Kapsul sendi: penutup rongga sendi
•
Cairan sinovial: cairan albumin yang berguna sebagai pelumas
dan makanan bagi sel-sel tulang rawan
•
Membran synovial: melapisis bagian dalam rongga sendi kecuali
pada rawan sendi
•
Membran fibrosa: lapisan sebelah luar kapsul sendi
•
Bursa: kantong2 kecil berisi cairan sinovialàberguna
untuk mengurangi gesekan
DEFINISI
Sendi adalah semua persambungan
tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut dapat bergerak satu sama
lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
(Patofisiologi Bk II Ed IV,
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC. )
Fisiologis
Secara fisiologis sendi yang dilumasi
cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan
bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan
bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang.
(Price, 2005; Azizi, 2004).
- Apa pengaruh pekerjaan sebagai buruh pabrik terhadap penyakitnya?
Faktor predisposisi
Kegemukan, faktor genetik dan
jenis kelamin adalah faktor resiko yang penting:
Umur
Faktor ketuaan adalah faktor
terkuat. Osteoartritir hampir tak pernak pada anak-anak, jarang dibawah 40
tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun
Jenis kelamin
Wanita lebih sering terjadi OA
dibandingkan laki-laki. Predileksinya pada wanita adalah lutut sedangkan pada
laki-laki adalah paha, pergelangan tangan dan leher. Hal ini diakibatkan oleh
hormonal khususnya estrogen yang turun pada wanita yang telah menopouse
Suku bangsa
OA lebih sering ditemukan pada
orang amerika asli daripada orang kulit putih, ini mungkin berkaitan dengan
perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan
Genetik
Faktor herediter juga
mempengaruhi, misalnya pada ibu dari seorang wanita OA terdapat 2 kali lebih
sering OA dan pada anak-anak perempuannya cenderung 3 kali lebih sering
daripada ibu tersebut. Adanya mutasi gen prokolagen II dan struktural lain
misalnya kolagen tie IX dan XII, dikatakan berperan dalam timbulnya
kesenderungan familial pada OA tertentu
Kegemukan dan penyakit metabolik
Disamping karena adanya faktor
mekanis berupa beban mekanis yang berat, diduga terdapat faktor lain yang
berperan pada timbulnya kelainan.
Cendera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan
pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan OA
tertentu. Demikian pula dengan cedra sendi berkaitan dengan risiko OA yang
lebih tinggi. Peran beban benturan yang berulang pada timbulnya OA masih
menjadi pertentangan.
Kelaianan pertumbuhan
Kelainana kogenital dan
pertumbuhan pada telah dikaitkan dengan timbulnya OA pada usia muda. Mekanisme
ini diduga berperan lebih pada laki-laki dan ras tertentu
Faktor lain
Tingginya kepadatan tulang
dapat meningkatkan risiko timbulnya OA, mungkin karena tulang yang lebih padat
tak membantu mengurangi bebean yang ditemi oleh tulang rawan sendi, akibatnya
tulang rawan sendi menjadi lebih mudah. Faktor ini diduga beperan pada
tingginya timbulnya OA pada orang gemuk dan berlari(yang umumnya mempunyai
tulang yang lebih padat) dan kaitan negatif antara osteoporosis dan OA. Merokok
juga berpengaruh, walopun mekanismenya belum jelas
IPD jilid II
Biomekanik : Biomekanik yang terjadi akan
merusak permukaan rawan sendi dan menyebabkan terjadinya kerusakan rawan sendi.
Pada penelitian yang dilakukan di Bandungan pada tahun 2006,faktor risiko
mekanik yang berpengaruh pada kejadian OA adalah membawa beban berat saat bekerja.Beban biomekanik
mengarah kuat pada beban kondisi fisik dimana beban tersebut dipengaruhi oleh
gravitasi berat badan (Elsie, 2007).
Hormonal : Frekuensi osteoartritis sendi lutut
lebih banyak dialami pada wanita
daripada pria. Hal ini menunjukan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis. Hormon estrogen
meningkatkan produksi kalsitonin .Di Inggris angka kejadian
±50% pada usia diatas 60 tahun sedangkan pada wanita Indonesia yang berumur dibawah 40 tahun hanya 2%
menderita osteoarthritis, 30% pada usia 40-60 tahun dan 60% pada wanita usia lebih dari
61% (Kalim, 1995),(Parjoto, 2002).
Sumber : http://etd.eprints.ums.ac.id
- Apa yang menyebabkan penderita ini susah berjalan?
Kehilangan dari bantal cartilage menyebabkan gesekan antara tulang-tulang, menjurus pada nyeri dan pembatasan dari mobilitas sendi.
- Macam-macam sendi?
Berdasar kemampuan
gerak
·
Sinartrosis : sama sekali ga bisa digerakkan
pada sendi (os.cranialà
sutura)
·
Amphiartrosis: terdapat sedikit gerakan pada
sendi (os. Vertebra)
·
Diartrosis: sendi bebas bergerak (lutut, siku,
gelang bahu)
Berdasar jaringan
penghubung
·
Fibrosa : jaringan penghubung di sinartrosis
·
Kartilago : jaringan penghubung di amphiartrosis
·
Membran sinovial : jaringan penghubung di
diartrosis
Secara anatomik, sendi dibagi menjadi 3, yaitu:
ü Sinartrosis
Sinartrosis adalah sendi yang tidak
memungkinkan tulang-tulang yang berhubungan dapat bergerak satu sama lain.
Diantara tulang yang bersambungan tersebut terdapat jaringan yang dapat
berupa:
§ Jaringan ikat (sindesmosis),
seperti pada tulang tengkorak, antara gigi dan rahang, antara radius dengan
ulna, dsb,
§ Jaringan tulang rawan (sinkondrosis),
misalnya antara kedua os pubika pada orang dewasa,
§ Jaringan tulang (sinostosis),
misalnya persambungan antara os ilium, os iskium dan os pubikum.
ü Diartrosis
Diartrosis adalah sambungan antara 2 tulang
atau lebih yang memungkinkan tulang-tulang tersebut bergerak satu sama lain.
Diantara tulang-tulang yang bersendi tersebut terdapat rongga yang disebut
kavum artikulare. Diartrosis disebut juga sendi sinovial. Sendi ini
tersusun atas bonggol sendi (kapsul
artikulare), bursa sendi dan ikat sendi (ligamentum). Berdasarkan bentuknya, diartrosis dibagi dalam
beberapa sendi, yaitu:
§ Sendi engsel (interfalang, humeruoulnaris,
talokruralis),
§ Sendi kisar (radioulnaris),
§ Sendi telur (radiokarpea),
§ Sendi pelana (karpometakarpal I),
§ Sendi peluru (glenohumeral),
§ Sendi buah pala (coxae).
ü Amfiartrosis
Amfiartrosis merupakan sendi yang memungkinkan tulang-tulang
yang saling berhubungan dapat bergerak secara terbatas, misalnya sendi sakroiliaka dan
sendi-sendi antara korpus vertebrata.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jld II Ed IV, FKUI.)
è
Terdapat
3 tipe sendi Berdasar jaringan penghubung dan ada
tidaknya cairan sendi
:
1.
Sendi
fibrosa (sinartrodial), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak,
2.
Sendi
kartilaginosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak,
3.
Sendi sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan
bebas.
Sendi Fibrosa
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu
dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Salah satu
contohnya adalah sutura pada tulang-tulang tengkorak. Contoh yang kedua disebut
sindesmosis dan terdiri dari suatu
membran interoseus atau suatu ligamen diantara tulang. Serat-serat ini
memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan
tulang tibia dan fibula bagian distal adalah suatu contoh dari tipe sendi
fibrosa ini.
Sendi Kartilaginosa
Sendi kartilaginosa adalah sendi dimana ujung-ujung tulangnya dibungkus
oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit
bergerak. Sinkondrosis adalah
sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin.
Sendi-sendi kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan
fibrokartilago, dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti
permukaan sendi. Simfisis pubis dan sendi-sendi pada tulang punggung adalah
contoh-contohnya.
Sendi Sinovial
Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat
digerakkan. Sendi-sendi ini memiliki rongga-rongga sendi dan permukaan sendi
dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup
fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung
berpembuluh darah banyak, dan sinovium, yang membentuk suatu kantung yang
melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi.
Sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi, tetapi terlipat sehingga
memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di seluruh
persendian membentuk sinovium. Periosteum tidak melewati kapsul sendi.
Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental
yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak
membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relatif
kecil (1-3 ml). Hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari
200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuklear. Asam hialuronidase adalah
senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis
oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan berasal dari transudat
plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan
sendi.
Kartilago hialin menutupi bagian
tulang yang menanggung beban tubuh pada sendi sinovial. Tulang rawan ini
memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Rawan sendi tersusun dari
sedikit sel dan sejumlah besar substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri
dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang
rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik,
sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi
menerima beban yang berat.
Tulang rawan sendi pada orang dewasa
tidak mendapat aliran darah, limfe atau persarafan. Oksigen dan bahan-bahan
metabolisme lain dibawa oleh cairan sendi yang membasahi tulang rawan tersebut.
Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah
cedera atau ketika usia bertambah. Beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai
membentuk kolagen tipe I yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat kehilangan
sebagian kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial
dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang terjadi pada cairan interstitial
tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan mengakibatkan
pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapat tekanan. Sejalan dengan
pergeseran sendi ke depan, cairan yang bergerak ini juga bergeser ke depan
mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak ke belakang kembali ke bagian
tulang rawan ketika tekanan berkurang. Tulang rawan sendi dan tulang-tulang
yang membentuk sendi biasanya terpisah selama gerakan selaput cairan ini.
Selama terdapat cukup selaput atau cairan, tulang rawan tisak dapat aus
meskipun dipakai terlalu banyak.
Aliran darah ke sendi banyak yang
menuju ke sinovium. Pembuluh darah mulai masuk melalui tulang subkondral pada
tingkat tepi kapsul Jaringan kapiler sangat tebal di bagian sinovium yang
menempel langsung pada ruang sendi. Hal ini memungkinkan bahan-bahan di dalam
plasma berdifusi dengan mudah ke dalam ruang sendi. Proses peradangan dapat
sangat menonjol di sinovium, karena di daerah tersebut banyak mendapat aliran
darah, dan di samping itu juga terdapat banyak sel mast dan sel lain dan zat
kimia yang secara dinamis berinteraksi untuk merangsang dan memperkuat respons
peradangan.
Saraf-saraf otonom dan sensorik
tersebar luas pada ligamen, kapsul sendi, dan sinovium. Saraf-saraf ini
berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada struktur-struktur ini terhadap
posisi dan pergerakan. Ujung-ujung saraf pada kapsul, ligamen dan adventisia
pembuluh darah sangat sensitif terhadap peregangan dan perputaran. Nyeri yang
timbul dari kapsul sendi atau sinovium cenderung difus dan tidak terlokalisasi.
Sendi dipersarafi oleh saraf-saraf perifer yang menyeberangi sendi. Ini berarti
nyeri dari satu sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi lainnya; misalnya,
nyeri pada sendi panggul dapat dirasakan sebagai nyeri lutut.
(Patofisiologi Bk II Ed IV, Sylvia A. Price &
Lorraine M. Wilson, EGC. )
- Apa DD nya? Gejala, tanda, faktor resiko.
·
AR( rheumatoid
artristis): autoimunàmerusak
membran sinovial à
pembengkakan, ada gangguan :jantung, paru2. Simetris. Onset: 1 jam. Pagi hari
·
Nekrosis avaskular
·
Penyakit. Gout à
kristal as. Uratà
pembengkakanà
beebrapa sendi kecil (jari2 tangan) à dibahas di
LBM tua
·
SLE : penyakit di
satu tempat (bisa terkena sendi karena autoimun)
·
OSTEOARTRITIS: di pinggul, lutut, bahu, vertebra lumbal, cervikal
(banyak tempat). Tidak ada kristal as. Urat. Onset: <=30 menit. Di malam
hari. Setelah istirahat baik lagi.
Faktor resiko
o
Usia
>60 th
o
Jenis kelamin : perempuan lbh byk drpada
laki2
o
Suku bangsa :kaukasia lbh dominan drpd
kulit putih
perbedaan cr hidup
maupun frekuensi kelainan congenital dan pertumbuhan
o
Genetic
o
Obesitas
dan penyakit metabolic
o
Cedera sendi karna pekerjaan dan olahraga
(Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jld II Ed IV, FKUI.)
§ Predileksi
Biasanya pada :
- Sendi lutut
- Panggul
- Beberapa sendi kecil di tangan dan kaki.
Yang dipengaruhi
faktor keluarga :
- Ujung2 jari terutama jari jempol
- Persendian tulang leher
- Pinggang
- Lutut
- Pinggul
( Penyakit Tulang dan Persendian, DR. Faisal Yatim, DTM&H, MPH )
Gejala :
-
Nyeri
sendi
-
Kaku
sendi
-
Krepitasi
(rasa gemeretak pada sendi yang sakit)
-
Bentk
sendi berubah
-
Gangguan
fungsi
Tanda :
-
Krepitus
-
Keterbatasan
gerak
-
Nyeri tekan pada
sendi dan periartikuler
-
Tnjlan
tulang
-
Pembengkakan
jaringan lunak
-
Pincang
-
Deformitas
-
Kelemahan
otot/atrofi
-
Kulit permukaan
sendi hangat/efusi sendi
-
Instabilitas
SUMBER : Panduan Diagnosis dan Pengelolaan Osteoartritis,
Ikatan Rheumatologi Indonesia , 2004
- PF pada skenario?
Pemeriksaan fisik
·
Hambatan
gerak
·
Krepitasi
·
Pembengkakan sendi asimetris
·
Tanda
– tanda peradangan
·
Perubahan
bentuk sendi yang permanen
·
Perubahan
gaya berjalan
IPD Jilid II Edisi IV 2006
- Apa pemenriksaan penunjang?
CT scan: cairan sinovial menumpuk atau tidak?
Px darah: autoimun apa tidak?
Px. Asam urat : ada tidak?
Px. LED : meningkat / tidak? à
menghilangkan DD
Sinar X : fraktur atau tidak?
Px. Atroskopi: melihat radang
sendi?
X-ray yang umum dari osteoarthritis termasuk
kehilangan cartilage (tulang rawan) sendi, penyempitan dari ruang sendi antara
tulang-tulang yang berdekatan, dan pembentukan bone spur (tulang spur).
Arthrocentesis jarum yang
steril digunakan untuk mengeluarkan cairan sendi untuk analisa
Arthroscopy adalah teknik operasi dengan mana dokter memasukan tabung penglihat
kedalam ruang sendi.
Analisa cairan
sinovial yang diambil :
Pada cairan
sinovial terdapat berbagai jenis marker yang berasal dari berbagai komponen
ekstraselular matriks
Apa hubungannya?
Konsentrasi marker
dalam cairan tubuh sangatlah erat hubungannya dengan fungsi metabolisme matriks
molekul rawan sendi. Komponen antara lain : agrekan, COMP, Collagen
II-propeptide yang nampak berubah konsentrasinya dalam cairan tubuh setelah
ceredea atau pada OA
Apa jenisnya?
Ada banyak(silahkan
lihat tabel 3. Marker molekuler dalam cairan sendi dan serum untuk metabolisme
rawan sendi pada OA pembahasan osteoarthritis IPD jilid II)
Kesimpulannya :
bahwa marker pada cairan sendi baik marker yang mendegradasi maupun yang
mensintesis kolagen umunya meningkat, sedangkan marker OA pada serum hanya
beberapa yang meningkat
Apa fungsi marker?
-
Uji diagnostik pada
OA dapat menggunakanmarker :
keratan sulfat dalam serum untuk uji diagnostik OA
Generalisata(tidak spesisifk , karena dipengaruhi umur dan jenis kelamin)
konsentrasi agrekan, fraginen, COMP ( masih tumpang
tindih)
-
Uji evaluatif
Misalnya marker hialuronan serum digunakan untuk
menentukan predileksi OA yang memburuk pada lutut dalam 5 tahun
- Apa penatalaksanaan?
Obat antiradang, anti nyeri
(aspirin), vitamin untuk persendian (meningkatkan pembentukan tulang rawan)
Nonfarmakologi: diet fisik, vit C
untuk pengurang nyeri
Farmakologi:
steroid, obat kondroprotektif.
Pengeloaan
OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya
OA
yang diderita ( Soeroso, 2006 ). Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal, yaitu :
TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
a. Edukasi
Edukasi
atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui
serta memahami tentang penyakit
yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan
agar persendiaanya tetap terpakai.
b. Terapi fisik atau
rehabilitasi
Pasien
dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan untuk melatih pasien agar persendianya tetap
dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
c. Penurunan berat
badan
Berat badan yang berlebih merupakan faktor yang
memperberat OA. Oleh karena itu, berat badan
harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan
penurunan berat badan apabila berat badan berlebih).
TERAPI FARMAKOLOGIS
Penanganan
terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul, mengoreksi
gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasimanifestasi klinis dari
ketidakstabilan sendi ( Felson, 2006 ).
a. Obat Antiinflamasi
Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor
Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen
Untuk
mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan
Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun
karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen,
asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri
pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah
dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2 ( Felson,
2006 ).
b. Chondroprotective
Agent
Chondroprotective
Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari
kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini
adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan,
vitamin C, dan sebagainya ( Felson, 2006 ).
TERAPI PEMBEDAHAN
Terapi
ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa
sakit dan juga untuk melakukan koreksi
apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari – hari.
- Apakah ada hubungan antara rasa sakit pada pergelangan tangan dengan lututnya yang bengkak?
Saraf otonom dan sensorik
tersebar luas pada ligamen, kapsul snedi dan sinovium. Saraf ini berfungsi
untuk memberikan sensitivitas pada struktur ini terhadap posisis dan
pergerakan. Ujung saraf pada kapsul. Ligamen dan pemubluh darah adventisia
sangat sensitif terhadap peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari
kapsul sendi cenderung difus dan tidak terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh
saraf yang menyeberangi sendi. Ini
berarti nyeri dari suatu sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi lainnya,
mislanya nyeri pada sendi panggul dapat dirasakan sebagai nyeri lutut
Patofisiologi Price and
William
- Apa faktor resiko penyakit tersebut? Adakah hubungannya dengan kegemukan?
Faktor resiko: umur, gender: wanita (hormon), aktivitas berlebihan,
trauma, kegemukan (beban berat), genetik, suku.
0 komen:
Posting Komentar