STEP 7
·
Mekanisme
Kerja Kelenjar Tiroid
o
Hormon-hormon
tiroid memiliki efek pada pertumbuhan sel, perkembangan dan metabolisme energi.
Efek2 ini bersifat genomik melalui pengaturan ekspresi gen, dan yang tidak
genomik melalui efek langsung pada sitosol sel, membran, dan mitokondria.
o
Untuk
melengkapai efek tsb, hormon tiroid yang tidak terikat, melewati membran sel
secara menyeluruh dan memasuki inti sel, tempat hormon tiroid tersebut terikat
secara khusus dan mengaktifkan reseptor hormon tiroid
o
Reseptor
hormon tiroid yang diaktifkan -> terikat pada inti DNA melalui ikatan DNA,
dan meningkatkan transkripsi mRNA serta sintesis protein. Lebih dari 30 gen
diatur oleh hormon tiroid.
o
Lebih
khusus lagi, T3 dan T4 merangsang proses pemindahan elektorn penghasil energi
dalam sistem enzim pernapasan mitokondria sel. Rangsangan hormon tiroid dalam
proses oksidatif -> rangsangan pada termogenesis
o
Untuk
efek termogenik ini, T3 dan T4 meningkatkan kerja epinefrin dengan cara
meningkatkan kepekaan reseptor beta terhadap katekolamin.
o
Hormon
tiroid juga merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan
normal sistem saraf pusat
o
Tidak
adanya hormon ini mnyebabkan retardasi mental dan kematangan neuroligik timbul
pada saat lahir.
(patofisiologi sylvia vol.2)
o
Meningkatkan
Transkripsi Sejumlah besar gen
Efek yang umum dari hormon tiroid
adalah untuk mngaktifkan trankrispi inti sejumlah besar gen. Oleh karena itu,
sesungguhnya di semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein , protein
struktural , protein transpor, dan zat lainnya akan disintesis. Hasil akhirnya
adalah peningkatan menyyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh.
o
Mengaktifasi
reseptor inti sel
Reseptor – reseptor hormon tiroid
melekat pada untaian genetik DNA atau terletak berdekatan dengan rrantai genetik
DNA. Reseptor ini biasanya membentuk heterodimer dengan reseptor retinoid X
(RXR) pada elemen respon hormon tiroid yang spesifik pada DNA.
Saat berikatan dengan dengan hormon
tiroid, reseptor menjadi aktif dan mengawali proses transkripsi. Kemudian dibentuk
sejumlah besar tipe RNA messenger yang berbeda, yang kemudian dalam beberapa
menit atau beberapa jam diikuti dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma
untuk membentuik ratusan tipe protein yang baru.
o
MENINGKATKAN AKTIVITAS
METABOLIK SELULAR
A.
Meningkatkan jumlah
dan aktivitas sel mitokondria
Bila seekor binatang
diberi T4 maupun T3, maka ukuran maupun jumlah mitokondria di sebagia besar sel
tubuh binatang tersebut akan meningkat. Lebih lanjut, seluruh daerah permukaan
membran mitokondria meningkat hampir berbanding lurus dengan peningkatan laju metabolisme seluruh sel
binatang. Oleh karen itu, salah satu fungsi T4 yang utama adalah meningkatkan
jumlah danm aktivitas mitokondria, yang selanjutnya menningkatkan kecepatan
pembentukan ATP untuk membangkitkan
fungsi selular
B.
meningkatkan transpor
aktif ion –ion melalui membran sel
salah satu enzim yang
aktivitasnya meningkat sebagai respons terhadap hormon tiroid adalah Na+-K+-ATPase.
Na+-K+-ATPase ini selnajutnya meningkatkan kecepatan
transpor baik ion natrium maupun kalium melalui membran sel di beberapa
jaringan. Karena proses ini mempergunakan energi dan meningkatkan jumlah panas
yang dibentuk dalam tubuh, telah diduga bahwa
proses ini mungkin merupakan salah satu mekanisme peningkatan kecepatan
metabolisme tubuh oleh hormon tiroid.
Sesungguhnya, hormoon tiroid juga menyebabkab membran sel dari sebagian besar
sel menjadi mudah dilewati oleh ion natrium, yang selanjutnya akan mengaktifkan
pompa natrium dan lebih jauh lagi meningkatkan pembentukan panas.
o
Efek hormon tyroid
pada pertumbuhan
Efek hormon tiroid
akan nampak sangat nyata terutama pada masa kanak – kanak.
Efek yang penting dari
hormon tiroid adalah menignkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama
kehidupan janin dan beberapa tahun pertama pascalahir.
o
Efek pada mekanisme
tubuh yang spesifik
a. Efek pada metabolisme
karbohidrat
Hormon tiroid
merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk penggunaan
glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukoneogenesis,
meningkatkan kecepatan absorspsi dari saluran cerna, dan bahkan juga
meningkatkan sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah efeknya terhadap
metabolisme karbohidraat. Semua ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh
enzim akibat hormon tiroid. Bila janin tidak dapat menyekresi hormon tiroid
dalam jumlah cukup, maka pertumbuhan dan pematangan otak sebelum dan sesudah bayi itu lahir akan sangat
terbelakang dan otak tetap berukuran lebih kecil daripada normal.
b. Efek pada metabolisme
lemak
Pada dasarnya semua
aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan di bawah pengaruh hormon tiroid.
Secara khusus, lemak secara cepat diangkut
dari jaringan lemak, yang menurunkan cadangan tubuh lebih besar daripada
hampir seluruh elemen jareingan lain. Hormon tiroid juga akan meningkatkan
konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma dan sangat mempercepat oksidasi
asam lemak bebas oleh sel.
c. Efek pada plasma dan
lemak hati
Meningkatnya hormon
tiroid menurunkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, Tg dalam darah, walaupun sebenarnya hormon ini juga meningkatkan FFA.
Suatu mekanisme yang
mungkin terjaidi untuk meningkatkan sekresi kolesterol yaiut peningkatan jumlah reseptor LDL yang diinduksi oleh
hormon tiroid di sel –sel hati, yang mengarah pada pemindahan LDL yang cepat
dari plasma oleh hati dan sekresi kolesterol dalam lipoprotein ini selanjutnya
oleh sel – sel hati.
d. Meningkatkan kebutuhan
vitamin
Oleh karena hormon
tiroid meningkatka jumlah berbagai enzim tubuh dan oleh karena vitamin
merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau koenzim, maka hormon tiroid
meningkatkan kebutuhan akan vitamin. Oleh karena itu, bila sekresi hormon
tiroid berlebihan maka dapat timbul defisiensi relatif, bila pada saat yan sama
kenaikan kebutuhan vitamin dapat tercukupi.
e. Meningkatkan laju
metabolisme basal
Oleh karena hormmon
tiroid meningkatkan metabolisme sebagian
besar sel tubuh, maka kelebihan hormon ini kadang kala akan meningkatkan laju
metabolisme basal setinggi 60-100% di atas nilai normalnya. Sebaliknya, bial
tiudak ada hormon yang dihasilkan, BMR akan menurun.
f.
Menurunkan berat badan
Bila produksi hormon
tiroid sangat meningkat maka hampir selalu
menurunkan BB, dan bila produksinya
sangat berkurang maka hampir selalu timbul kenaikan BB, efek ini tidak
selalu terjadi, oleh karen h.tiroid juyag meningkatkan nafsu makan , dan
keadaan ini dapat menyeimbangkan perubahn kecepatan metabolisme
©
Efek hormmon tiroid
pada Sistem kardiovaskular
a. Meningkatkan aliaran
darah dan curah jantung
Menigkatnya
metabolisme jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan
jumlah produk akhir metabolisme dari jaringan. Efek ini menyebabkan
vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran
darah. Kecepatan aliran darh di kulit
terutama meningkat oleh meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas dari
tubuh. Sebagi meningkatnya aliran darh, maka curah jantung juga akan meningkat.
b. Meningkatkan frekuensi
denyut jantung
Frekuensi denyut
jantung lebih meningkat di bawah pengaruh hormon tiroid daripada perkiraan peningkatan
curah jantung. Olwh karena itu, hormon tiroid nampaknya mempunyai pengaruh
langsung pada eksitabilitas jantung, ynag selanjutnya menignkatkan frekuensi
denyut jantung.
c. Meningkatkan kekuatan
jantung
Penigkatan aktivitas
enzimatik yang disebabkan oleh peningkatan produksi hormoon tiroid tampaknya
juga akan meningkatkan kekuatan jangtung bila sekresi hormon tiroid sedikit
berlebih.
d. Tekanan arteri normal
Setelah pemberian
hormon tiroid, tekanan arteri rata – rata sekitar normal. Karena terdapat
peningktan aliran darh melalui jaringan diantara 2 denyut jantung, maka tekanan
nadi menjadi sering meningkat, bersama dengan kenaikan tekanan sistolik sebesar
10 – 15 mmHg pada hipertiroidisme, dan tekanan diastole akan trun dalam jumlah
yang sama.
e. Meningkatan pernapasan
Meningkatnya kecepatan
metabolisme akan meningkatkan pemakain oksigen dan pembentukan karbondioksida,
efek –efek inin mengaktifkan semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan
kedalaman pernafasan.
f.
Meningkatkan motilitas saluran cerna
Selain meningkatkan
nafsu makan dan asupan makan, hormon tiroid meningkatkan baik sekresi getah
pencernaan dan pergerakan saluran cerna.
Hipertiroid → diare
Hipotiroid → konstipasi
©
Efek merangsang pada sistem saraf pusat
Pada umumnya, hormon
tiroid meningkatkan kecepat berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi
pikiran, dan sebaliknya berkurangnya hormon tiroid akan menurunkan fungsi ini.
©
Efek pada fungsi otot
Sedikit peningkatan
hormon → otot bereaksi dengan
kuat
Bila berlebihan → otot menjadi lemah
karen terjadi peningkatan katabolisme protein
Bila kekurangan → otot sangat lamban,
dan otot tersebut berelaksasi dengan perlahan setelah kontraksi.
©
Efek pada tidur
Oleh karena efek yang
melelahkan dari hormon tiroid pada otot dan sistem saraf pusat, maka pasien
hipertiroid sering merasa kelelahan
terus – menerus; tetapi karena efek
eksitasi dari hormon tiroid pada sinaps, timbul kesulitan tidur.
Sebaliknya somnolen yang berat merupakan gejala khas pada hipotirodisme,
disertai dengan waktu tidur yang berlangsung selama 12 – 14 jam sehari.
©
Efek pada kelenjar endokrin lain
Meningkatnya hormon
tiroid meningkatkan kecepatan sekresi
sebagian besar kelenjar endokrin lain, tetapi hormon ini juga
meningkatkan kebutuhan jaringan akan
hormon ini. Contoh, meningkatnya sekresi hormon tiroksin, meningkatkan
kecepatan metabolisme glukosa din
seluruh bagian tubuh dan oleh karena itu meningkatkan kebutuhan insulin yang
diekskresikan oleh pankreas. Selain itu,
hormon tiroid meningkatkan sebagian besar aktivitas metabolisme yang
berkaitan dengan pembentukan tulang dan akibatnya meningkatkan kebutuhan hormon
paratiroid. Hormon tiroid juga meningkatkan kecepatan inaktivasi glukokortikoid
adrenal oleh hati. Keadaan ini menyebabkan timbuilnya penigkatan umpan balik
produksi hormon adrenokortikoid oleh kelenjar hipofisis anterior dan oleh
karena itu juga meningkatkan kecepatan sekresi glukokortikoid oleh kenjar
adrenal.
©
Efek Hormon Tyroid pada
fungsi seksual
Agar dapat timbul
fungsi seksual yang normal, dibutuhkan sekresi tiroid yang normal. Pada pria,
berkurangnya hormon tiroid menyebabkan hilang libido, dan apanila berlebihan
bisa menyebabkan impotensi.
Pad perempuan,
kekebihan hormon tiroid seringkali
menimbulakan menoragia ( darah menstruasi berlebihan) dan polimenore (frekuensi
menstruasi lebih sering), dan sebaliknya bila kekurangan nhormon ini, akan
menyebabkan mens menjadi tidak teratur, bahkan amenore.
Kerja hormon tiroid
pada gonad tidak dadpat dibatasi pada suatu fungsi spesifik, namun mungkin
disebablkan oleh suatu kombinasi pengaruh metabolisme langsung pada gonda dan
juga melalaui umpan balik perangsangan serta penghambatan malalui hormon
hipofisis anterior yang mengendalikan fungsi – fungsi seksual.
(
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. EGC )
1.
Patogenesis dari tiap-tiap gejala di
skenario?
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normal,disertai dengan banyak hyperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel
ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga,setiap sel meningkatkan kecepatan
5-15 kali lebih besar daripada normal.
Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas
simpatis berlebih, adanya peningkatan
aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan gangguan pengeluaran tonus otot
sehingga menimbulkan tremor halus. Peningkatan
kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan ansietas.
Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh
pada peningkatan sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran
cerna dimana salah satunya akan ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya
diare. Bila terjadi peningkatan metabolisme kelenjar
hipofise dan lemak mengakibatkan proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang
akan meningkatkan produksi panas ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan
panas dan
penurunan cadangan energi mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena
hipermetabolisme sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya
peningkatan CO2 menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi sesak
nafas.
(Trinoval,
2011)
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu
yang “menyerupai” TSH menyuruh kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroid
sehingga terjadi hipertiroidisme. Bahan “menyerupai” TSH yang menyuruh cAMP
aktif terus menerus ini adalah antibodi imunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin) , yang berkaitan dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
(cyclic AMP or 3'-5'-cyclic adenosine monophosphate) dalam sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme, konsentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai
efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,yakni selama 12 jam,
berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.Tingginya sekresi
hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada
hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi “pesanan” tersebut, sel-sel sekretoris kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari
sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.
Bahkan, akibat
proses metabolisme yang “keluar jalur” ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai
akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus
dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar
tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi,
atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem
kardiovaskuler. Exopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun
yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokular, akibatnya
bola mata terdesak keluar.
( Guyton & Hall. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )
Gejala klinis penyakit
grave adalah banyak
berkeringat, suka dingin, sering berdebar, kedua tangan sering bergetar, nadi
cepat adalah konsekuensi dari hipertiroidisme. Hormon tiroid berfungsi untuk
meningkatkan metabolisme. Metabolisme yang cepat menghasilkan banyak panas sehingga tubuh
akan banyak berkeringat, karena berkeringat tubuh lebih suka pada keadaan dingin.
Metabolisme yang cepat membutuhkan lebih banyak oksigen sehingga jantung memompa lebih
banyak dan cepat sehingga jantung akan terasa berdebar-debar. Hormon tiroid juga
mempengaruhi saraf simpatis. Ketika keadaan berlebih timbul gerakan tidak
terkontrol berupa gemetar/ tremor.
Exoptalmus pada
penyakit grave disebabkan oleh pembengkakan otot-otot ekstraokulus dan pada jaringan
retroorbital. Hal ini mendorong mata ke depan. Pembengkakan disebabkan oleh infiltrasi limfositik pada jaringan
orbital disertai cairan edema dan mukopolisakarida.
(Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 1. Ed 3. Jakarta:Media Aesculapius FKUI)
2. Biosintesis dan metabolisme dari
hormon tiroid?
Prosesnya
penangkapan iodida: proses aktif mbtuhkan energi dri klenjar tiroid itag dri
mkanan dan mnuman
Oksidasi: diubah jd yodium
oragnifikasi medium:
pnggbungan prekursor: jd t3 prekursor dr
monodiodatiroksin t4 duadiodotiroksin
,
pnyimpnan: di tiroglobulin
Plepsan: melepaskan t3 t4
Hormon
dlm sel itu ada yg sudah bs disintsis sma yg blum bs disintesis
Trigobulin
itu ada di dlm tbuh kita tp sbgai prekursor jd hrus diaktifkan dg yodium
Biosintesis tiroid td 4 tahap yi:
•
(1) ambilan (uptake) ion iodida
oleh tiroid;
•
(2) oksidasi Iodida dan Iodinasi gugus
tirosil;
•
(3) perubahan radikal yodotirosil menjdi
radikal Iodotironil dlm tiroglobulin;
•
(4) penglepasan T3 dan T4 ke dlm darah.
Sumber lain:
Pembentukan hormon tiroid dibagi menjadi 6 tahap
1. penangkapan iodida, proses ini adalah
proses aktif yang membutuhkan energi.
2. oksidasi yodida
menjadi yodium, oleh enzim yodida peroksidase.
3. organifikation, pada tahap ini
tirosin pada tiroglobulin digabungkan denngan yodium membentuk monoyodotironin
dan diyodotironin.
4. coupling, tahap ini terjadi
penggabungan monoyodotironin dengan diyodotironin membentuk triidotironin (T3)
dan diyodotironin dengan diyodotironin membentuk tiroksin (T4).
5. penyimpanan, setelah proses
coupling, hormon tiroid disimpan di masa koloid.
6. pelepasan hormon, dengan proses
pinositosis.
Dalam plasma tiroid
hormon diikat oleh TBG, TBPA dan TBA.
(Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 1. Ed 3. Jakarta:Media Aesculapius FKUI)
METABOLISME
TIROID
3. Penegakan diagnosa dari kasus
diskenario?
Dilihat
keluhan nya: mkanisme krja hrmon tiroid nya itu sendiri
Meningkatkan
aliran darah dan tekanan darah
Mingkatkan
frekuensi dri jantung nya
Asupan
oksigen juga meningkat
à
peningktan suhu dlm tbuh, nadi nya cpat, laju prnafasan ny, tknan darah ny
mningat, dlihat dri leher nya ada atau tdk nya goiter
Pemeriksaan darah yang
mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan
dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
©
TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
©
Bebas T4 (tiroksin)
©
Bebas T3 (triiodotironin)
©
Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
©
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
©
Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan
hiperglikemia.
6. Apa saja komplikasi dari skenario?
Komplikasi
hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau
terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat
besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F),
dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi
lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.
Hipertiroid
yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.
‡ Tiroktositosis
‡ Badai
tiroid
Thyroid Storm atau Badai tiroid merupakan salah satu ancaman
terhadap hidup seseorang yang terjadi jika
thyrotoxicosis (hyperthyroidism) tidak segera
diberi perawatan. Badai tiroid atau Thyroid
Storm adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang
sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada
jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat
fatal (aritmia) dan syok.
Gejala
Gejala yang berat dan
dapat mencakup:
* Agitasi
* Perubahan kewaspadaan
(kesadaran)
* Kebingungan
* Diare
* Demam
* Jantung berdebar
(tachycardia)
* Gelis
* Gemetar
* Berkeringat
Penyebab Thyroid Storm | Penyebab badai tiroid
- infeksi
- trauma
- pembedahan
- diabetes yang kurang terkendali
- ketakutan
- kehamilan atau persalinan
- tidak melanjutkan pengobatan tiroid
- stres lainnya
Risiko untuk Badai tiroid
Tidak diobati penyakit Graves ‘dan / atau hipertiroidisme
merupakan faktor risiko tertentu, seperti menjadi perempuan. Bahkan ketika
penyakit Graves diidentifikasi dan sedang dirawat, bagaimanapun, faktor-faktor
tertentu lainnya meningkatkan risiko badai tiroid:
·
Infeksi: infeksi paru-paru, tenggorokan infeksi atau pneumonia
·
Perubahan gula darah: ketoasidosis diabetik, insulin-diinduksi hipoglikemia
·
Terakhir operasi untuk tiroid
·
Mendadak penarikan obat antitiroid
·
Yodium pengobatan (RAI) radioaktif tiroid
·
Berlebihan palpasi (penanganan / manipulasi) dari tiroid
·
Parah emosional stres
·
Overdosis hormon tiroid
·
Toxemia kehamilan dan persalinan
Cara mengobati Badai Tiroid
Dengan obat-obatan,
Dengan Pembedahan, dan
Dengan pemberian Iodium.
‡ Hiperplasitiroid
7. Kelainan pada kelenjar tiroid?
ü
Hipotiroid:
primer:
dekstruksi dr tiroid.\,
sekunder: ada tumor di hipofisis ada def tsh
kretinisme,
miksedema, juvenils
ü
Hipertiroid:
UMUM
ü
BB turun, keletihan
ü
Berkeringat dan tidak tahan panas
ü
Pada kardiovaskuler:
o
palpitasi, sesak nafas
o
gagal jantung (dekompensasi corpis)
o
sinus takikardi
ü
gugup
ü
tremor
ü
psikosis
ü
kelemahan otot
GASTROINTESTINAL
ü
BB turun meskipun nafsu makan meningkat
ü
Diare
ü
Muntah
REPRODUKSI
ü
oligomenorea
ü
infertilitas
KULIT
ü
pruritus
ü
eritema paalmaria
ü
miksidema, rambut tipis
STRUMA
ü
difus dengan atau tanpa bising
ü
nodusa
MATA
ü
lakrimasi meningkat
ü
kemosis (edema konjungtiva)
ü
proktosis, ulserasi kornea
ü
edema pupil, penglihatan kabur
(Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II ed. V, 2009. Jakarta:Internal Publishing)
ü
Goiter
>
Tiroiditis
>
Nodul
>
Kista
8. Manifestasi klinik nya apa saja?
Keliainan
fungsi: hipertiroidism
Ø
Hipotiroid:
o
primer:
dekstruksi dr tiroid.\,
o
sekunder:
ada tumor di hipofisis ada def tsh
o
kretinisme,
miksedema, juvenils
Ø
Hipertiroid:
graves goiternodula toksik,
o
Pada
mata: kemosis: edema pada konjungtivanya
o
Reproduksi:
infertilisasi, oligomenore- aminore(sekunder)
o
Kulit:
pruritus
o
Gasterintestinal
nya: sering bab. Bb trun, sring laper,
Ø
Goiter
>
Tiroiditis
>
Nodul
>
kista
Kelainan
anatomi
Multinodular goiter
( adenoma toksik )
Pada
stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut,
lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada
beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang
sering timbul antara lain adalah :
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung
b. Peningkatan tonus otot,
tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
c.
Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
d. Penurunan berat badan
(tampak kurus),
peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
e. Peningkatan frekuensi
buang air besar
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan
ukuran kelenjar tiroid
g.
Gangguan reproduksi
h. Tidak tahan panas
i.
Cepat letih
j.
Tanda bruit
k. Haid sedikit dan tidak tetap
l.
Mata melotot (exoptalmus).
( Guyton & Hall. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )
9. Penatalaksanaan kelainan kelenjar
tiroid?
Ada
4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid, yaitu 1) antitiroid—menghambat
sintesis hormon secara langsung; 2) penghambat ion—yang memblok mekanisme transpor iodida; 3) yodium dengan
konsentrasi tinggi—yang dapat mengurangi sintesis dan pengeluaran hormon dari
kelenjarnya; dan
4) yodium
radioaktif—yang merusak kelenjar dengan radiasi ionisasi. Juga ada beberapa
obat yang tidak berefek pada hormon di kelenjar, tetapi digunakan sebagi terapi
ajuvan, bermanfaat untuk mengatasi ejala tirotoksikosis, misalnya antagonis reseptor-β dan penghambat kanal
Ca++.
(Gunawan et.al., 2007)
Penghambat
sintesis seperti propiltiourasil
(PTU) menghambat proses sintesis T4 dan T3,
menghambat konversi T4 menjadi T3, serta menghambta kerja enzim peroksidase
dalam proses iodinasi tirosin.
( Guyton & Hall. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )
Pemberian
iodida dalam dosis tinggi dapat “meringankan” hipertiroidisme, karena iodida dalam
konsentrasi tinggi menghambat proses
transpor aktifnya sendiri ke dalam tiroid, dan bila yodium di dalam tiroid
terdapat dalam jumlah cukup banyak maka terjadi hambatan
sintesis iodotironin dan iodotirosin.
(Gunawan et.al., 2007)
Penatalaksanaan
yang paling efektif dalam kasus struma hipertiroidsme adalah pengangkatan sebagian
kelenjar tiroid. Sebelum pelaksanaan tindakkan operatif ini, dapat digunakan
yodium radioaktif atau obat-obat antitiroid sebagai terapi pendahuluan. Namun, tindakan
bedah ini mempunyai beberapa efek yang tidak diharapkan namun mungkin saja
timbul, seperti hipotiroid, hipoparatiroid, atau hiperparatiroid. Karena itu,
pilihan terapi yang lebih aman adalah dengan menggunakan antitiroid, seperti
propiltiourasil dan metimazol. Hal ini dapat mengurangi tindakan operatif beserta segala
komplikasinya. Antitiroid dapat dikombinasikan dengan pemberian yodium
radioaktif, yang merusak sel-sel sekretoris tiroid. Namun, terapi dengan
pemberian yodium konsentrasi tinggi sudah mulai ditinggalkan karena kurang
efektif, apalagi bila menjadi terapi tunggal hipertiroidisme.
( Guyton & Hall. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )
Yodium
radioaktif: mrusak klnjar dgn radiasi ionisasi tdk boleh digunakan pda wanita
hamil dan anak”
NB:
Perlu
dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme. Tirotoksikosis ialah
manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme
adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Apapun sebabnya,
manifestasi kliniknya sama, karena efek ini disebabkan ikatan T3 dengan
reseptor T3 inti yang semakin penuh.
(Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III ed. V, 2009. Jakarta:Internal Publishing)
0 komen:
Posting Komentar