Kamis, 14 Juni 2012

Kelenjar Tiroid


STEP 7
·         Mekanisme Kerja Kelenjar Tiroid
o   Hormon-hormon tiroid memiliki efek pada pertumbuhan sel, perkembangan dan metabolisme energi. Efek2 ini bersifat genomik melalui pengaturan ekspresi gen, dan yang tidak genomik melalui efek langsung pada sitosol sel, membran, dan mitokondria.
o   Untuk melengkapai efek tsb, hormon tiroid yang tidak terikat, melewati membran sel secara menyeluruh dan memasuki inti sel, tempat hormon tiroid tersebut terikat secara khusus dan mengaktifkan reseptor hormon tiroid
o   Reseptor hormon tiroid yang diaktifkan -> terikat pada inti DNA melalui ikatan DNA, dan meningkatkan transkripsi mRNA serta sintesis protein. Lebih dari 30 gen diatur oleh hormon tiroid.
o   Lebih khusus lagi, T3 dan T4 merangsang proses pemindahan elektorn penghasil energi dalam sistem enzim pernapasan mitokondria sel. Rangsangan hormon tiroid dalam proses oksidatif -> rangsangan pada termogenesis
o   Untuk efek termogenik ini, T3 dan T4 meningkatkan kerja epinefrin dengan cara meningkatkan kepekaan reseptor beta terhadap katekolamin.
o   Hormon tiroid juga merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf pusat
o   Tidak adanya hormon ini mnyebabkan retardasi mental dan kematangan neuroligik timbul pada saat lahir.
(patofisiologi sylvia vol.2)

o   Meningkatkan Transkripsi Sejumlah besar gen
Efek yang umum dari hormon tiroid adalah untuk mngaktifkan trankrispi inti sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya di semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein , protein struktural , protein transpor, dan zat lainnya akan disintesis. Hasil akhirnya adalah peningkatan menyyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh.
o   Mengaktifasi reseptor inti sel
Reseptor – reseptor hormon tiroid melekat pada untaian genetik DNA atau terletak berdekatan dengan rrantai genetik DNA. Reseptor ini biasanya membentuk heterodimer dengan reseptor retinoid X (RXR) pada elemen respon hormon tiroid yang spesifik pada DNA.
Saat berikatan dengan dengan hormon tiroid, reseptor menjadi aktif dan mengawali proses transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA messenger yang berbeda, yang kemudian dalam beberapa menit atau beberapa jam diikuti dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma untuk membentuik ratusan tipe protein yang baru.

o   MENINGKATKAN AKTIVITAS METABOLIK SELULAR
A.      Meningkatkan jumlah dan aktivitas sel mitokondria
Bila seekor binatang diberi T4 maupun T3, maka ukuran maupun jumlah mitokondria di sebagia besar sel tubuh binatang tersebut akan meningkat. Lebih lanjut, seluruh daerah permukaan membran mitokondria meningkat hampir berbanding lurus dengan  peningkatan laju metabolisme seluruh sel binatang. Oleh karen itu, salah satu fungsi T4 yang utama adalah meningkatkan jumlah danm aktivitas mitokondria, yang selanjutnya menningkatkan kecepatan pembentukan ATP untuk membangkitkan  fungsi selular
B.      meningkatkan transpor aktif ion –ion melalui membran sel
salah satu enzim yang aktivitasnya meningkat sebagai respons terhadap hormon tiroid adalah Na+-K+-ATPase. Na+-K+-ATPase ini selnajutnya meningkatkan kecepatan transpor baik ion natrium maupun kalium melalui membran sel di beberapa jaringan. Karena proses ini mempergunakan energi dan meningkatkan jumlah panas yang dibentuk dalam tubuh, telah diduga bahwa  proses ini mungkin merupakan salah satu mekanisme peningkatan kecepatan metabolisme  tubuh oleh hormon tiroid. Sesungguhnya, hormoon tiroid juga menyebabkab membran sel dari sebagian besar sel menjadi mudah dilewati oleh ion natrium, yang selanjutnya akan mengaktifkan pompa natrium dan lebih jauh lagi meningkatkan pembentukan panas.
o   Efek hormon tyroid pada pertumbuhan
Efek hormon tiroid akan nampak sangat nyata terutama pada masa kanak – kanak.
Efek yang penting dari hormon tiroid adalah menignkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama pascalahir.
o   Efek pada mekanisme tubuh yang spesifik
a.       Efek pada metabolisme karbohidrat
Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukoneogenesis, meningkatkan kecepatan absorspsi dari saluran cerna, dan bahkan juga meningkatkan sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah efeknya terhadap metabolisme karbohidraat. Semua ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh enzim akibat hormon tiroid. Bila janin tidak dapat menyekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup, maka pertumbuhan dan pematangan otak sebelum  dan sesudah bayi itu lahir akan sangat terbelakang dan otak tetap berukuran lebih kecil daripada normal.
b.      Efek pada metabolisme lemak
Pada dasarnya semua aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan di bawah pengaruh hormon tiroid. Secara khusus, lemak secara cepat diangkut  dari jaringan lemak, yang menurunkan cadangan tubuh lebih besar daripada hampir seluruh elemen jareingan lain. Hormon tiroid juga akan meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma dan sangat mempercepat oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
c.       Efek pada plasma dan lemak hati
Meningkatnya hormon tiroid menurunkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, Tg dalam darah, walaupun  sebenarnya hormon ini juga meningkatkan FFA.
Suatu mekanisme yang mungkin terjaidi untuk meningkatkan sekresi kolesterol yaiut peningkatan  jumlah reseptor LDL yang diinduksi oleh hormon tiroid di sel –sel hati, yang mengarah pada pemindahan LDL yang cepat dari plasma oleh hati dan sekresi kolesterol dalam lipoprotein ini selanjutnya oleh sel – sel hati.
d.      Meningkatkan kebutuhan vitamin
Oleh karena hormon tiroid meningkatka jumlah berbagai enzim tubuh dan oleh karena vitamin merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau koenzim, maka hormon tiroid meningkatkan kebutuhan akan vitamin. Oleh karena itu, bila sekresi hormon tiroid berlebihan maka dapat timbul defisiensi relatif, bila pada saat yan sama kenaikan kebutuhan vitamin dapat tercukupi.
e.      Meningkatkan laju metabolisme basal
Oleh karena hormmon tiroid meningkatkan  metabolisme sebagian besar sel tubuh, maka kelebihan hormon ini kadang kala akan meningkatkan laju metabolisme basal setinggi 60-100% di atas nilai normalnya. Sebaliknya, bial tiudak ada hormon yang dihasilkan, BMR akan menurun.
f.        Menurunkan berat badan
Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat maka hampir selalu  menurunkan BB, dan bila produksinya  sangat berkurang maka hampir selalu timbul kenaikan BB, efek ini tidak selalu terjadi, oleh karen h.tiroid juyag meningkatkan nafsu makan , dan keadaan ini dapat menyeimbangkan perubahn kecepatan metabolisme

©       Efek hormmon tiroid pada Sistem kardiovaskular
a.       Meningkatkan aliaran darah dan curah jantung
Menigkatnya metabolisme jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolisme dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darh  di kulit terutama meningkat oleh meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas dari tubuh. Sebagi meningkatnya aliran darh, maka curah jantung juga akan meningkat.
b.      Meningkatkan frekuensi denyut jantung
Frekuensi denyut jantung lebih meningkat di bawah pengaruh hormon tiroid daripada perkiraan peningkatan curah jantung. Olwh karena itu, hormon tiroid nampaknya mempunyai pengaruh langsung pada eksitabilitas jantung, ynag selanjutnya menignkatkan frekuensi denyut jantung.
c.       Meningkatkan kekuatan jantung
Penigkatan aktivitas enzimatik yang disebabkan oleh peningkatan produksi hormoon tiroid tampaknya juga akan meningkatkan kekuatan jangtung bila sekresi hormon tiroid sedikit berlebih.
d.      Tekanan arteri normal
Setelah pemberian hormon tiroid, tekanan arteri rata – rata sekitar normal. Karena terdapat peningktan aliran darh melalui jaringan diantara 2 denyut jantung, maka tekanan nadi menjadi sering meningkat, bersama dengan kenaikan tekanan sistolik sebesar 10 – 15 mmHg pada hipertiroidisme, dan tekanan diastole akan trun dalam jumlah yang sama.
e.      Meningkatan  pernapasan
Meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakain oksigen dan pembentukan karbondioksida, efek –efek inin mengaktifkan semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernafasan.
f.        Meningkatkan motilitas saluran cerna
Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makan, hormon tiroid meningkatkan baik sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna.
Hipertiroid diare
Hipotiroid konstipasi
©       Efek merangsang pada sistem saraf pusat
Pada umumnya, hormon tiroid meningkatkan kecepat berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran, dan sebaliknya berkurangnya hormon tiroid akan menurunkan fungsi ini.
©       Efek pada fungsi otot
Sedikit peningkatan hormon otot bereaksi dengan kuat
Bila berlebihan otot menjadi lemah karen terjadi peningkatan katabolisme protein
Bila kekurangan otot sangat lamban, dan otot tersebut berelaksasi dengan perlahan setelah kontraksi.
©       Efek pada tidur
Oleh karena efek yang melelahkan dari hormon tiroid pada otot dan sistem saraf pusat, maka pasien hipertiroid sering merasa kelelahan  terus – menerus; tetapi karena efek  eksitasi dari hormon tiroid pada sinaps, timbul kesulitan tidur. Sebaliknya somnolen yang berat merupakan gejala khas pada hipotirodisme, disertai dengan waktu tidur yang berlangsung selama 12 – 14 jam sehari.
©       Efek pada kelenjar endokrin lain
Meningkatnya hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi  sebagian besar kelenjar endokrin lain, tetapi hormon ini juga meningkatkan  kebutuhan jaringan akan hormon ini. Contoh, meningkatnya sekresi hormon tiroksin, meningkatkan kecepatan metabolisme  glukosa din seluruh bagian tubuh dan oleh karena itu meningkatkan kebutuhan insulin yang diekskresikan oleh pankreas. Selain itu,  hormon tiroid meningkatkan sebagian besar aktivitas metabolisme yang berkaitan dengan pembentukan tulang dan akibatnya meningkatkan kebutuhan hormon paratiroid. Hormon tiroid juga meningkatkan kecepatan inaktivasi glukokortikoid adrenal oleh hati. Keadaan ini menyebabkan timbuilnya penigkatan umpan balik produksi hormon adrenokortikoid oleh kelenjar hipofisis anterior dan oleh karena itu juga meningkatkan kecepatan sekresi glukokortikoid oleh kenjar adrenal.
©       Efek  Hormon Tyroid pada fungsi seksual
Agar dapat timbul fungsi seksual yang normal, dibutuhkan sekresi tiroid yang normal. Pada pria, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan hilang libido, dan apanila berlebihan bisa menyebabkan impotensi.
Pad perempuan, kekebihan  hormon tiroid seringkali menimbulakan menoragia ( darah menstruasi berlebihan) dan polimenore (frekuensi menstruasi lebih sering), dan sebaliknya bila kekurangan nhormon ini, akan menyebabkan mens menjadi tidak teratur, bahkan amenore.
Kerja hormon tiroid pada gonad tidak dadpat dibatasi pada suatu fungsi spesifik, namun mungkin disebablkan oleh suatu kombinasi pengaruh metabolisme langsung pada gonda dan juga melalaui umpan balik perangsangan serta penghambatan malalui hormon hipofisis anterior yang mengendalikan fungsi – fungsi seksual.
( Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. EGC )

1.        Patogenesis dari tiap-tiap gejala di skenario?
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal,disertai dengan banyak hyperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga,setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis berlebih, adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan gangguan pengeluaran tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus.  Peningkatan kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan ansietas.
Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada peningkatan sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna dimana salah satunya akan ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya diare.  Bila terjadi peningkatan metabolisme kelenjar hipofise dan lemak mengakibatkan proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan meningkatkan produksi panas ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan penurunan cadangan energi mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena hipermetabolisme sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan CO2 menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi sesak nafas.
(Trinoval, 2011)

Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH menyuruh kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme. Bahan “menyerupai” TSH yang menyuruh cAMP aktif terus menerus ini adalah antibodi imunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin) , yang berkaitan  dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP (cyclic AMP or 3'-5'-cyclic adenosine monophosphate) dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme, konsentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi “pesanan” tersebut, sel-sel sekretoris kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan, akibat proses metabolisme yang “keluar jalur” ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi, atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Exopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokular, akibatnya bola mata terdesak keluar.
( Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )

Gejala klinis penyakit grave adalah banyak berkeringat, suka dingin, sering berdebar, kedua tangan sering bergetar, nadi cepat adalah konsekuensi dari hipertiroidisme. Hormon tiroid berfungsi untuk meningkatkan metabolisme. Metabolisme yang cepat menghasilkan banyak panas sehingga tubuh akan banyak berkeringat, karena berkeringat tubuh lebih suka pada keadaan dingin. Metabolisme yang cepat membutuhkan lebih banyak oksigen sehingga jantung memompa lebih banyak dan cepat sehingga jantung akan terasa berdebar-debar. Hormon tiroid juga mempengaruhi saraf simpatis. Ketika keadaan berlebih timbul gerakan tidak terkontrol berupa gemetar/ tremor.

Exoptalmus pada penyakit grave disebabkan oleh pembengkakan otot-otot ekstraokulus dan pada jaringan retroorbital. Hal ini mendorong mata ke depan. Pembengkakan disebabkan oleh infiltrasi limfositik pada jaringan orbital disertai cairan edema dan mukopolisakarida.

(Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Ed 3. Jakarta:Media Aesculapius FKUI)

2.       Biosintesis dan metabolisme dari hormon tiroid?
Prosesnya penangkapan iodida: proses aktif mbtuhkan energi dri klenjar tiroid itag dri mkanan dan mnuman
 Oksidasi: diubah jd yodium
 oragnifikasi medium:
 pnggbungan prekursor: jd t3 prekursor dr monodiodatiroksin  t4 duadiodotiroksin
, pnyimpnan: di tiroglobulin
 Plepsan: melepaskan t3 t4

Hormon dlm sel itu ada yg sudah bs disintsis sma yg blum bs disintesis
Trigobulin itu ada di dlm tbuh kita tp sbgai prekursor jd hrus diaktifkan dg yodium

Biosintesis tiroid td 4 tahap yi:
          (1) ambilan (uptake) ion iodida oleh tiroid;
          (2) oksidasi Iodida dan Iodinasi gugus tirosil;
          (3) perubahan radikal yodotirosil menjdi radikal Iodotironil   dlm tiroglobulin;
          (4) penglepasan T3 dan T4 ke dlm darah.

Sumber lain:
Pembentukan hormon tiroid dibagi menjadi 6 tahap
 1. penangkapan iodida, proses ini adalah proses aktif yang membutuhkan energi.
 2. oksidasi yodida menjadi yodium, oleh enzim yodida peroksidase.
 3. organifikation, pada tahap ini tirosin pada tiroglobulin digabungkan denngan yodium membentuk monoyodotironin dan diyodotironin.
 4. coupling, tahap ini terjadi penggabungan monoyodotironin dengan diyodotironin membentuk triidotironin (T3) dan diyodotironin dengan diyodotironin membentuk tiroksin (T4).
 5. penyimpanan, setelah proses coupling, hormon tiroid disimpan di masa koloid.
 6. pelepasan hormon, dengan proses pinositosis.
 Dalam plasma tiroid hormon diikat oleh TBG, TBPA dan TBA.

(Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Ed 3. Jakarta:Media Aesculapius FKUI)

METABOLISME TIROID
3.       Penegakan diagnosa dari kasus diskenario?
Dilihat keluhan nya: mkanisme krja hrmon tiroid nya itu sendiri
Meningkatkan aliran darah dan tekanan darah
Mingkatkan frekuensi dri jantung nya
Asupan oksigen juga meningkat
à peningktan suhu dlm tbuh, nadi nya cpat, laju prnafasan ny, tknan darah ny mningat, dlihat dri leher nya ada atau tdk nya goiter
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
©       TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
©       Bebas T4 (tiroksin)
©       Bebas T3 (triiodotironin)
©       Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
©       Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
©       Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

6.      Apa saja komplikasi dari skenario?
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.
Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.

      Tiroktositosis



      Badai tiroid
Thyroid Storm atau Badai tiroid merupakan salah satu ancaman terhadap hidup seseorang yang terjadi jika thyrotoxicosis (hyperthyroidism) tidak segera diberi perawatan. Badai tiroid atau Thyroid Storm adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.

Gejala
 Gejala yang berat dan dapat mencakup:
 * Agitasi
 * Perubahan kewaspadaan (kesadaran)
 * Kebingungan
 * Diare
 * Demam
 * Jantung berdebar (tachycardia)
 * Gelis
 * Gemetar
 * Berkeringat

Penyebab Thyroid Storm | Penyebab badai tiroid
- infeksi
- trauma
- pembedahan
- diabetes yang kurang terkendali
- ketakutan
- kehamilan atau persalinan
- tidak melanjutkan pengobatan tiroid
- stres lainnya

Risiko untuk Badai tiroid
Tidak diobati penyakit Graves ‘dan / atau hipertiroidisme merupakan faktor risiko tertentu, seperti menjadi perempuan. Bahkan ketika penyakit Graves diidentifikasi dan sedang dirawat, bagaimanapun, faktor-faktor tertentu lainnya meningkatkan risiko badai tiroid:
·         Infeksi: infeksi paru-paru, tenggorokan infeksi atau pneumonia
·         Perubahan gula darah: ketoasidosis diabetik, insulin-diinduksi hipoglikemia
·         Terakhir operasi untuk tiroid
·         Mendadak penarikan obat antitiroid
·         Yodium pengobatan (RAI) radioaktif tiroid
·         Berlebihan palpasi (penanganan / manipulasi) dari tiroid
·         Parah emosional stres
·         Overdosis hormon tiroid
·         Toxemia kehamilan dan persalinan

Cara mengobati Badai Tiroid
Dengan obat-obatan,
Dengan Pembedahan, dan
Dengan pemberian Iodium.

      Hiperplasitiroid


7.       Kelainan pada kelenjar tiroid?
ü  Hipotiroid: 
primer: dekstruksi dr tiroid.\,
 sekunder: ada tumor di hipofisis ada def tsh
kretinisme, miksedema, juvenils

ü  Hipertiroid:
UMUM
ü  BB turun, keletihan
ü  Berkeringat dan tidak tahan panas
ü  Pada kardiovaskuler:
o   palpitasi, sesak nafas
o   gagal jantung (dekompensasi corpis)
o   sinus takikardi
ü  gugup
ü  tremor
ü  psikosis
ü  kelemahan otot

GASTROINTESTINAL
ü  BB turun meskipun nafsu makan meningkat
ü  Diare
ü  Muntah

REPRODUKSI
ü  oligomenorea
ü  infertilitas

KULIT
ü  pruritus
ü  eritema paalmaria
ü  miksidema, rambut tipis


STRUMA
ü  difus dengan atau tanpa bising
ü  nodusa

MATA
ü  lakrimasi meningkat
ü  kemosis (edema konjungtiva)
ü  proktosis, ulserasi kornea
ü  edema pupil, penglihatan kabur

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II ed. V, 2009. Jakarta:Internal Publishing)


ü  Goiter
>        Tiroiditis
>        Nodul
>        Kista
8.      Manifestasi klinik nya apa saja?
Keliainan fungsi: hipertiroidism
Ø  Hipotiroid: 
o   primer: dekstruksi dr tiroid.\,
o   sekunder: ada tumor di hipofisis ada def tsh
o   kretinisme, miksedema, juvenils
Ø  Hipertiroid: graves goiternodula toksik,
o   Pada mata: kemosis: edema pada konjungtivanya
o   Reproduksi: infertilisasi, oligomenore- aminore(sekunder)
o   Kulit: pruritus
o   Gasterintestinal nya: sering bab. Bb trun, sring laper,
Ø  Goiter
>        Tiroiditis
>        Nodul
>        kista

Kelainan anatomi
  

 Multinodular goiter
( adenoma toksik )


Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :
 a.      Peningkatan frekuensi denyut jantung
 b.      Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
 c.      Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
 d.      Penurunan berat badan (tampak kurus), peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
 e.      Peningkatan frekuensi buang air besar
 f.      Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
 g.      Gangguan reproduksi
 h.      Tidak tahan panas
 i.      Cepat letih
 j.      Tanda bruit
 k.      Haid sedikit dan tidak tetap
 l.      Mata melotot (exoptalmus).
( Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )

9.      Penatalaksanaan kelainan kelenjar tiroid?
Ada 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid, yaitu 1) antitiroid—menghambat sintesis hormon secara langsung; 2) penghambat ion—yang memblok mekanisme transpor iodida; 3) yodium dengan konsentrasi tinggi—yang dapat mengurangi sintesis dan pengeluaran hormon dari kelenjarnya; dan 4) yodium radioaktif—yang merusak kelenjar dengan radiasi ionisasi. Juga ada beberapa obat yang tidak berefek pada hormon di kelenjar, tetapi digunakan sebagi terapi ajuvan, bermanfaat untuk mengatasi ejala tirotoksikosis, misalnya antagonis reseptor-β dan penghambat kanal Ca++.
(Gunawan et.al., 2007)
Penghambat sintesis seperti propiltiourasil (PTU) menghambat proses sintesis T4 dan T3, menghambat konversi T4 menjadi T3, serta menghambta kerja enzim peroksidase dalam proses iodinasi tirosin.
( Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )
Pemberian iodida dalam dosis tinggi dapat “meringankan” hipertiroidisme, karena iodida dalam konsentrasi tinggi menghambat proses transpor aktifnya sendiri ke dalam tiroid, dan bila yodium di dalam tiroid terdapat dalam jumlah cukup banyak maka terjadi hambatan sintesis iodotironin dan iodotirosin.
(Gunawan et.al., 2007)
Penatalaksanaan yang paling efektif dalam kasus struma hipertiroidsme adalah pengangkatan sebagian kelenjar tiroid. Sebelum pelaksanaan tindakkan operatif ini, dapat digunakan yodium radioaktif atau obat-obat antitiroid sebagai terapi pendahuluan. Namun, tindakan bedah ini mempunyai beberapa efek yang tidak diharapkan namun mungkin saja timbul, seperti hipotiroid, hipoparatiroid, atau hiperparatiroid. Karena itu, pilihan terapi yang lebih aman adalah dengan menggunakan antitiroid, seperti propiltiourasil dan metimazol. Hal ini dapat mengurangi tindakan operatif beserta segala komplikasinya. Antitiroid dapat dikombinasikan dengan pemberian yodium radioaktif, yang merusak sel-sel sekretoris tiroid. Namun, terapi dengan pemberian yodium konsentrasi tinggi sudah mulai ditinggalkan karena kurang efektif, apalagi bila menjadi terapi tunggal hipertiroidisme.
( Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11; 2007. Jakarta: EGC )
Yodium radioaktif: mrusak klnjar dgn radiasi ionisasi tdk boleh digunakan pda wanita hamil dan anak”


NB:
Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme. Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Apapun sebabnya, manifestasi kliniknya sama, karena efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3 inti yang semakin penuh.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III ed. V, 2009. Jakarta:Internal Publishing)


0 komen:

Posting Komentar